9gag dan Buah Pemikiran
Sampai hari ini, 9gag masih menjadi website humor penyedia "fun" terfavorit saya. Soalnya, "fun" di 9gag diartiin lebih dari sekedar suka cita dan humor. Fun buat 9gag juga ngeliputin hobi, motivasi, inspirasi, rasa prihatin, bahkan solidaritas. Ini yang membuat 9gag menjadi website non-jejaring sosial paling bermakna sosial, menurut saya. Dan hari ini saya kembali menemukan sebuah quote yang luar biasa bagusnya. Dituliskan disitu, quote ini milik Mahatma Gandhi, tokoh pergerakan India. Coba dipahamin deh maknanya.
Gandhi mencoba menyederhanakan sebab musabab kehidupan, dimana semua berawal dari pemikiran manusia. Hasil pemikiran manusia, menjadi kata-kata, kata-kata menjadi perilaku, perilaku menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi nilai, dan nilai menjadi takdir. Entah kenapa ini kok sesuai dengan apa yang saya pikirkan tadi pagi, bahwa hidup itu adalah buah hasil pemikiran. Jika alur perjalanan hidup kita menurut Gandhi adalah berasal dari pemikiran, kebetulan banget sama dengan yang saya katakan dan saya tulis di profil twitter saya tadi pagi! Yeay! So, gw udah setara lah ya sama Gandhi? NO.
Menurut saya, hidup adalah buah pemikiran, bukan pencitraan.
Ibaratkan ada seorang penjudi, yang pikirannya sudah tersusun untuk berjudi. Sedikit sedikit berbicara tentang judi, mulai dari berapa taruhannya, berapa purnya, siapa yang main, bisa parley ga, ya bla bla bla.. Kemudian akhirnya dia pasang tuh, entah pake duit siapa, bisa duit dia, duit temennya, bisa juga duit orang lain, atau bisa juga duit negara! Hiiiiiii!! Nah setelah itu dia bisa menang, dan bisa juga kalah. Kalo menang judi, jadi ketagihan. Tapi kalo kalah, ya main judi lagi buat nutup kalahnya. Entah pake duit siapa. Yah ketagihan lagi deh. Jadi kebiasaan main judi kan? Nah karena udah kebiasaan main judi, akhirnya dia beranggapan kalo judi itu ga masalah buat dia, menjadi nilai tambah buat dia. Padahal udah nyata engga ada yang bisa kaya-kaya banget dari main judi kecuali bandar judi -____-. Dan akhirnya takdir berbicara, yang baik dibalas dengan yang baik, yang jelek dibalas dengan yang jelek. Kalah judi, duit habis, teman nagih duit yang dipake buat judi, bla-bla-bla bla-bla-bla...ribut, kacau semua.
Kok ngerti jalan hidup orang main judi? Pernah ngerasain? Ngga, cuma hidup berdekatan dengan lingkungan yang banyak orangnya main judi. Kenapa judi? Karena ini yang paling jelas nunjukin bahwa Gandhi benar. Udah banyak contohnya dan urutannya benar. Makanya Gandhi bilang jagalah pemikiranmu dalam keadaan yang positif agar hidup kamu juga berjalan dengan positif. Sekali lagi, hidup adalah buah pemikiran, bukan pencitraan!
Eh apasih kok kamu ngomong pencitraan mulu? Ikut-ikutan heboh Jokowi-Dahlan Iskan-SBY soal pencitraan? Oh engga. Meski nyerempet juga sih. Man, listen. Orang yang benar-benar baik, benar-benar bekerja, benar-benar berusaha, akan tau kalo mereka tidak perlu melakukan pencitraan agar orang lain sadar mereka orang baik. Tidak perlu mengungkit apa yang sudah dilakukan, apa yang sudah diberikan, dan apa yang sudah dikorbankan olehnya, karena orang lain bisa menilai. Nah, orang yang merasa perlu melakukan pencitraan BERARTI telah melihat bahwa orang lain mulai memandang rendah terhadap dirinya, yah emang udah rendah sih aslinya, makanya dia melakukan itu, istilahnya untuk menaikkan tingkat elektabilitas mereka di hadapan masyarakat.
"Saya sudah melakukan A, membantu B, menolong C, berkorban D, merelakan E." Contoh kalimat pencitraan.
"Kembalikan E yang sudah saya berikan!" Contoh kalimat pencitraan.
Penting gak sih elektabilitas itu di depan masyarakat? Oh penting itu, katanya bisa menambah pendukung kalo ntar kalah jadi ada yang ngedukung waktu nyerang lawan politiknya. Tapi ya buat apa? Bukankah kinerja lebih baik dari sekedar elektabilitas palsu? Bukankah lebih baik mengabdi setulus hati tanpa perlu ada yang tau apa yang kita kerjakan? Wah kalo itumah kembali ke kalimat Wallahualam bisshawab. Cuma Tuhan yang tau apa dan bagaimananya, memang susah untuk seperti itu, tapi banyak orang yang akhirnya lebih mendapat respect dengan bersikap seperti itu. Pernah lihat Pursuit of Happiness? Totalitas pada kerja yang kemudian membuatnya mencapai level tertinggi! Bukan pencitraan!
Lalu apa hubungannya pencitraan dengan bahasan Gandhi di atas?
Ibaratkan kamu adalah orang yang melakukan pencitraan, dengan berusaha terlihat baik dan santun di depan umum, meski kamu menyimpan kebobrokan diri kamu di belakang. Kamu mulai berbohong mengenai satu hal, menambah-nambahkan kebaikan diantara cerita yang kamu karang sendiri, dan membuat kamu terjebak pada pemikiran dan kata-katamu sendiri. Apa yang kemudian terjadi adalah kamu menerapkan ini di keseharian kamu, setiap berjumpa dengan orang, kamu ingin terlihat baik, terlihat rajin, dan terlihat telah melakukan sesuatu dan pantas untuk dianggap berjasa. Kemudian ketika kamu telah terjebak pada perilaku ini, menjadi kebiasaan, maka otakmu kemudian menyatakan inilah hal yang benar untuk kamu lakukan. Padahal dalam hati kecilmu kamu tau kamu salah. Namun karena kamu telah menganggap itu benar maka kamu terus melakukannya. Suatu saat nanti ketika orang-orang sadar mengenai kebobrokan kamu yang selama ini kamu sembunyikan, terjerembablah kamu ke dalam takdir yang kamu ciptakan sendiri.
Takdir yang berasal dari buah pemikiran kita sendiri.
Wallahualam bisshawab.
Salam.
0 tanggapan:
Post a Comment