Classico 222 Its 2-2
Laga klasik sepakbola Spanyol antara Real Madrid dan Barcelona kembali digelar tadi malam. Laga El Classico ketiga musim ini merupakan yang ke 222 sepanjang sejarah kedua tim, dimana Real Madrid memenangkan 88 pertandingan, Barcelona 87 pertandingan, dan sisanya berakhir seri. Statistik yang begitu ketat serta intrik yang menyertainya membuat pertandingan ini disebut sebagai salah satu pertandingan paling ditunggu di jagat sepakbola internasional. Tak kurang dari 400 juta penonton diperkirakan akan menyaksikan pertandingan ini langsung dari stadion maupun layar televisi.
Pertemuan pertama dan kedua Classico musim ini terjadi di ajang Super Copa Espana, sebuah ajang yang mempertemukan pemenang liga utama Spanyol dan pemenang Piala Raja Spanyol (Copa Del Rey). Kompetisi ini merupakan kompetisi end-off, dengan 2 leg, home and away. Leg pertama dilangsungkan di Stadiun Nou Camp, Catalona. Barcelona berhasil menang dengan gol dari Pedro, Messi, dan Xavi. Sementara gol Real Madrid dicetak oleh Cristiano Ronaldo dan Angel Di Maria. Gol Angel Di Maria pantas diakui sebagai bonus meski kerja keras Di Maria tidak bisa Gdinomorduakan juga. Valdes melakukan kesalahan besar dengan gagal melakukan gocekan simple terhadap Di Maria dan malah mengakibatkan gol kedua untuk Real Madrid.
Pertemuan kedua El Classico berlangsung di Estadio Santiago Bernabeu, Madrid. Kali ini Madrid berhasil memenangkan pertandingan dengan skor tipis 2-1. Gol Madrid dicetak oleh Gonzalo Higuain dan Cristiano Ronaldo, keduanya lahir lewat counter attack cepat. Barcelona memperkecil ketinggalan melalui tendangan bebas super indah Lionel Messi. Meski kedua tim sama memetik kemenangan di kedua leg masing-masing kandang dengan agregat akhir 4-4, Real Madrid keluar sebagai juara karena memiliki produktivitas tandang lebih besar dari Barcelona, 2:1. Sedikit lagi peran Lady Luck atas goal Di Maria di leg 1 Supercopa.
Sementara pertemuan ketiga kemarin adalah el Classico versi Liga BBVA. Pertandingan ini penting bagi kedua tim. Satu kemenangan bagi Barcelona akan membuat mereka kokoh di puncak klasemen, sementara kemenangan untuk Real Madrid akan membawa mereka memanjat klasemen sementara. Intrik yang paling moncer tentunya adalah ambisi pribadi Villanova untuk mencetak rekor sebagai pelatih yang mampu mencapai rekor 100% kemenangan di tujuh pertandingan awal liga. Menurut saya ini penting agar Villanova bisa lepas sesaat dari bayang-bayang Joseph Guardiola yang ia gantikan di awal musim ini. Rekor pribadi juga diusung Cristiano Ronaldo. Jika ia berhasil mencetak gol pada laga Classico kali ini, ia akan menjadi satu-satunya pemain dari kedua tim yang mampu mencetak gol di 6 laga el Classico secara beruntun (consecutives matches).
Berikut adalah starting line-up Barcelona:
Victor Valdes (GK)
Daniel ALves (RB), Javier Mascherano (CB), Adriano Correia (CB), Jordi Alba (LB)
Sergio Busquets (DM), Andres Iniesta (MF), Xavi Hernandez (MF)
FranCesc Fabregas (LWF), Pedro Rodriguez (RWF), Lionel Messi (CF)
Coach: Tito Villanova
Starting line-up Real Madrid:
Iker Casillas (GK)
Alvaro Arbeloa (RB), Sergio Ramos (CB), Pepe Lima (CB), Marcelo Junior (LB)
Xabi Alonso (DM), Sami Khedira (DM), Mesut Ozil (AMF)
Angel Di Maria (LWF), Cristiano Ronaldo (RWF), Karim Benzema (CF)
Coach: Jose Mourinho
Barcelona seperti biasa akan menggunakan taktik Tiki-Taka dan ball possesion, sementara apa yang akan dilakukan Madrid sebelumnya masih menjadi rahasia Mourinho. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Mourinho sering menggunakan taktik bertahan atau sering disebut sepakbola pragmatis setiap berhadapan dengan Barcelona. Namun seiring meningkatnya performa lini tengah Real Madrid, di beberapa Classico sebelumnya, taktik ini mulai ditinggalkan.
Babak pertama berlangsung di luar dugaan. Jika banyak El Classico banyak tidak menyorot Victor Valdes lantaran area permainan Real Madrid melulu diserang Barca, kini terjadi sebaliknya. Area pertahanan Barca digempur terus oleh Real Madrid. Dan hasilnya pun terlihat ketika Real madrid berhasil membuat gol melalui Cristiano Ronaldo di menit ke 29. Memanfaatkan sebuah passing terukur dari Karim Benzema, Ronaldo melepaskan tendangan keras kaki kiri ke sudut sempit mendatar Valdes. Gol ini sekaligus mengukir rekor Ronaldo sebagai pemain pertama yang mampu mencetak gol di 6 El Classico berturut-turut, rekor sebelumnya dimiliki oleh Ivan Zamorano dengan 5 pertandingan berturut-turut.
Selama babak pertama Real Madrid terus melakukan gempuran. Salah satu peluang terbaik dimiliki Karim Benzema ketika bola sontekannya masih membentur tiang, sementara bola rebound gagal dimanfaatkan Angel Di Maria. Kerjasama yang baik ditunjukkan oleh Khedira dan Ozil kembali mengancam gawang Valdes. Sebuah sundulan dari Ramos memanfaatkan tendangan sudut namun masih sedikit melebar.
Malang bagi Madrid, sebuah gol keberuntungan untuk Messi ketika terjadi sklimit di kotak penalti Madrid. Pepe yang melakukan jumping, sedikit terganggu Xavi, dan gagal menendang bola. Messi yang berada pada posisi yang tepat langsung mencocor bola ke gawang. Casillas yang kaget melakukan sedikit komplain karena Xavi tampak menghalangi pergerakan dari salah satu bek Madrid, namun wasit tidak menganggap itu sebuah pelanggaran dan mengesahkan gol Messi.
Babak kedua keadaan sedikit berbalik, Barcelona berusaha mengimbangi permainan Madrid. Meski begitu, gol Barcelona kembali bukan dari situasi tiki-taka yang musim sebelumnya begitu menghantui Madrid. Kembali Messi menunjukkan kualitasnya dengan sebuah tendangan bebas yang melengkung indah memperdaya Casillas. Barcelona unggul 2-1.
Unggul di atas angin membuat Barcelona tampak sedikit lengah. Tak lama berselang, sebuah umpan terobosan kelas wahid Ozil diteruskan dengan sontekan terarah Ronaldo, berhasil mengoyak Valdes untuk kedua kalinya sekaligus menjadi gol terakhir pada pertandingan tersebut. Meski Pedro dan Arbeloa kembali memberikan peluang emas untuk masing-masing tim, skor ini bertahan hingga pertandingan selesai.
Analisis Pertandingan
Barcelona hadir tanpa Puyol dan Pique di lini pertahanan. Meski Pique akan turun namun tampaknya tim medis masih melarangnya untuk bermain. Ini menjadi keuntungan untuk Real Madrid. Masche dan Adriano yang didapuk sebagai bek tengah memiliki kelemahan, kecepatan. Mereka masih satu level di bawah kecepatan Ronaldo, Benz, dan Di Maria. Oleh karena itu, kita masih sering melihat baik Masche dan Adriano tertinggal di belakang penyerang Madrid. Sisi baik dari lini pertahanan Barca adalah kembalinya Alves (meski digantikan Montoya karena cideranya kambuh) di sisi kanan pertahan Barca. Alves berhasil mengcover pergerakan Marcelo, meski masih tertinggal Ronaldo.
Jordi Alba tampil tidak mengesankan pada pertandingan ini. Berkali-kali ia dilewati Di Maria. Bahkan Khedira mampu melakukan kerjasama yang baik dengan Ozil melalui sisi pertahanan Jordi Alba. Tiga peluang emas Madrid di babak pertamapun lahir dari sisi pertahanan Jordi Alba.
Busquets tampil gemilang membantu pertahanan Barca, meski aksi terjatuh dan guling-gulingnya masih terlihat pada pertandingan ini, namun intensitasnya telah jauh berkurang jika dibandingkan dengan musim sebelumnya. Ini mungkin disebabkan karena usianya yang telah matang sebagai pesepakbola.
Xavi dan Iniesta tampil lumayan dalam mengacak-acak pertahanan madrid. Namun sayang banyak bola mereka hilang karena Madrid yang melakukan pressure jarak pendek terhadap pemain Barca. Justru Cesc Fabregas yang mampu tampil bagus dengan beberapa kali memberikan trough passing berbahaya. namun kesigapan lini pertahanan Madrid berhasil mengantisipasi serangan Barca. Pedro hampir tidak terlihat selama pertandingan. Beberapa kali melakukan solo run namun berhasil diantisipasi Marcelo. Peluang emas di akhir pertandingan pun gagal dimaksimalkan Pedro.
Tak bisa dipungkiri Messi menjadi satu dari tiga bintang malam itu. Dua golnya sempat membuat Barca unggul. Satu dari lucky timing, dan satu dari super skill.
Real Madrid tampil luar biasa di babak pertama. 4 peluang emas mereka buat meski hanya membuahkan 1 gol. Berbeda dengan El Classico sebelumnya, Madrid memasang strategi pressure jarak pendek dengan variasi trough dan long pass.
Casillas tampil di level rata-rata, tidak ada penyelamatan luar biasa yang dilakukan. Kebobolan melalui gol pertama Messi pasti membuat Casillas kecewa, karena gol tersebut seharusnya memang tidak terjadi jika saja Madrid bisa lebih tenang dalam bertahan, terutama di kotak penalti.
Arbeloa dan Marcelo mengurangi jarak tempuh dalam pertandingan ini. Jika biasanya mereka dapat melakukan overrunning hingga ke area MF, kini pergerakan dibatasi hingga garis tengah saja. selain fokus bertahan, ini juga membuat wingback Barcelona agak kesulitan. Barcelona mengandalkan lini tengah kemudian troughpass ke wingback yang melakukan overrunning, namun dengan keberadaan fullback, strategi ini bisa diatasi. Berbeda dengan kondisi Barca dimana dua center back mereka harus sering bertarung dengan sayap Madrid lantaran wingback mereka “mbecak” dari depan.
Pepe dan Ramos tampil luar biasa dalam bertahan. Keduanya sering melakukan penyelamatan penting, baik intercept maupun blocking. Meski Pepe sedikit melakukan miskicking sehingga terjadi gol pertama, itu tidak ada artinya dibandingkan dengan penyelamatan yang dilakukan olehnya. Alonso sedikit perlu memperbaiki tacklingnya. Satu tackling yang berbahaya di depan kotak penalti berakhir dengan gol tendangan bebas Messi, sementara tackle lainnya hampir membawa kartu merah untuk dirinya. Khedira tampil sebagaimana mestinya. Mampu melakukan intercept, blocking, dan merebut bola dengan baik. Kekhasan inilah yang membuat Khedira dilantik Mourinho.
Ozil tampil di Classico dan tampil buruk di sepanjang babak pertama, ini mungkin karena dia didoubleguard Busquets dan Xavi. Pergerakannya monoton, berbeda dengan musim lalu. Momen terbaiknya mungkin ketika satu operannya nyaris menjadi gol andai saja Benz berhasil menghindari tiang. Babak kedua menjadi titik balik Ozil. Ia terus memberikan passing yang bagus pada Ronaldo dan Di Maria. Meski kemudian digantikan oleh Kaka, itu lebih dikarenakan Ozil kecapekan dan bukan karena tampil dengan buruk. Di Maria berhasil melakukan tugasnya, meski kini ia menemui lawan baru yang sama tangguhnya, Jordi Alba.
Ronaldo juga menjadi bintang di pertandingan ini. Di luar potongan rambutnya yang baru dan bergaya, dua golnya menjadi bukti mengapa ia pantas menjadi satu dari tiga bintang malam itu.
Madrid mungkin lebih pantas menang jika melihat performa mereka di babak pertama. Namun perjuangan Barca yang terus menguasai ball possesion dan defense yang baik dari Adriano dan Alba, membuat saya berpikir bahwa ini adalah hasil yang adil bagi kedua tim. Dan hari ini, sepakbola dan keindahannyalah yang menjadi pemenang.
The Unsung Star!
no hagas buceo aquí agujero culo!
Thanks for reading..
0 tanggapan:
Post a Comment