Surat Untuk Mereka Yang Perduli
Yogyakarta, 22 Desember 2012
Kepada Yth. _________di tempat
Besok akan jadi hari yang begitu menggaung di seluruh dunia. Sebuah konsensus internasional yang menyatakan kalo tanggal 22 Desember itu adalah Hari Ibu, dan otomatis menjadi harinya para wanita di dunia ini. Hari ketika engkau akan begitu dipuja sebagai sosok yang sangat berjasa dalam jengkal kehidupan manusia di bumi ini. Itu benar. Adalah sebuah fakta yang tak bisa dibantah mengenai hal itu. Jika tak ada sosok wanita, maka mungkin penulis pun tak akan pernah ada di dunia ini, kecuali ayah saya mampu membelah diri ataupun bertunas. Dan pastinya hal itu akan tampak menjijikkan untuk dibayangkan. Dan cukup, tak perlu engkau bayangkan bagaimana ayahmu membelah diri. dan sudah terlalu banyak kata dan dalam paragraf ini.
Fakta yang kedua adalah bahwa Tuhan telah menyatakan dalam firman suci-Nya bahwa wanita adalah salah satu perhiasan bumi ini, yang bagi kami, ditugaskan oleh Tuhan untuk menjaga anda. Dimana sebaik-baik harta di dunia ini adalah wanita dan anak-anak. Lagi-lagi itu adalah fakta yang tidak akan bisa terbantah. Apalah jadinya jika kami para lelaki hidup tanpa kalian para wanita, siapa yang akan mencuci piring, memasak, mengurus anak-anak, dan berbagai urusan rumah tangga lainnya yang mungkin kami lelaki tak mampu mendaftarnya dengan baik.
Adalah sebuah ketololan bagi kami kaum lelaki untuk tidak dapat menghargai para wanita yang telah bersusah payah berjuang mulai dari melahirkan kami, merawat kami dari kecil, mendidik kami, menjadikan kami lelaki dewasa yang kemudian mampu mengiringi generasi baru ibu yang akan melanjutkan generasi dan silsilah keluarga kami.
Mungkin apa yang akan saya katakan hanyalah sebuah opini dan pandangan saya terhadap bagaimana seharusnya wanita bersikap, secara khusus, dan semua orang, secara umum.
Hal pertama yang akan memulai wacana pesan untuk wanita ini adalah mulailah tinggalkan asas wanita menggunakan perasaan, sementara pria menggunakan akal. Sebagaimana diciptakan oleh Tuhan, perempuan yang baik hendaknya mampu menggunakan akalnya sebaik dia menggunakan perasaannya dalam menanggapi suatu hal. Kedua hal tersebut hendaklah berjalan dengan beriringan agar kembali kepada tatanan Tuhan, keseimbangan. Buat apa mementingkan perasaaan ketika tindakan anda sudah di luar akal sehat? dan buat apa juga berpikir dengan akal sehat jika perasaan sudah terluka? Ini adalah logika ekstrim yang hendaknya mampu diambil jalan tengahnya, ketika perasaaan mempengaruhi semuanya, hendaknya akal dijadikan penyeimbang atas apa yang disebabkan oleh perasaan engkau.
Inilah yang Ibu saya praktikkan dan contohkan ke anak-anaknya. Entah mereka lelaki ataupun perempuan. Seterpengaruh apapun perasaan Ibu ketika terjadi suatu peristiwa, Ibu selalu berusaha untuk tenang dan menggunakan akal sehat beliau. Alhasil tak pernah ada perasaan maupun emosi yang meluap-luap yang berujung pada kerugian diri sendiri.
Hal kedua yang bisa saya intisarikan adalah berhentilah untuk merasa bahwa wanita adalah mahluk dengan derajat tertinggi yang pantas untuk diutamakan. Ungkapan itu diutarakan oleh para pria hidung belang Barat dan yang dimaksudkan adalah mereka para wanita yang cantik-cantik. Adalah fakta dan rahasia umum bahwa ketika anda tidak cantik, tidak bertubuh indah, dan apalagi tidak pintar, maka anda tidak lagi ditempatkan dalam posisi tersebut. Sarkasme? Terima saja, ini fakta yang terjadi di masyarakat kita.
Dengan berhenti beranggapan bahwa anda adalah mahluk dengan derajat tertinggi, anda akan merasa rendah hati. Bahwa anda bukanlah mahluk yang terbaik dalam kelompok anda, masih banyak orang lain yang lebih dari anda, dan menjadikan diri anda sebagai seseorang yang mudah nyaman dengan kondisi sekitar anda. Menyingkirkan kesombongan tidak akan berpengaruh buruk pada anda, malah memberikan keuntungan pada anda dengan mudahnya orang mengenali anda sebagai pribadi yang positif.
Hal ketiga yang bisa saya sarankan adalah berhenti untuk cuek. Cuek atau sikap tidak perduli pada suatu hal mungkin baik pada level tertentu, tapi ketika sifat cuek muncul pada banyak hal dan pada level yang keterlaluan, maka anda mungkin perlu memeriksakan diri anda ke sutradara film. Yak, mungkin anda cocok untuk menjadi pemeran Cast Away II yang rencananya akan ambil tempat syuting di Segitiga Bermuda.
Sifat cuek pada orang lain terutama perasaan mereka akan memberikan banyak kerugian pada anda. Orang lain bisa saja sangat marah dan kemudian membenci anda dan kemudian membunuh anda. Orang seperti anda yang sangat cuek pada orang lain memang tidak pantas ada di dunia ini. Anda pantasnya hidup di Gurun Kalahari sehingga anda bisa belajar bahwa antelop saja perduli dengan kawanannya. Tidak, ini hanyalah contoh ekstrim yang mungkin terjadi pada hidup anda. Meski contoh nyata banyak dan dapat dicari di internet dengan keyword "orang cuek mati dibunuh". Banyak kok kisahnya.
Bukan untuk menakuti anda ataupun menunjukkan bahwa anda seorang psikopat karena saya bukan, tapi yang ingin saya utarakan adalah menjadi perduli dengan keadaan sekitar tidak akan merugikan hidup anda. Justru akan membawa banyak pertemanan, rejeki, dan mungkin jodoh untuk anda. Mungkin. saya bukan Tuhan. Saya juga bukan produser Take Me Out.
Terakhir yang dapat saya sampaikan dalam surat umum ini adalah, berhenti untuk berfikir dalam pola centralisme. Yak, centralisme. Pola pikir central is me. Where all the attention must be pointed to me. Ketika semua perhatian harus tertuju padaku. Where all the decision about us must be made by me. dan begitu banyak lagi pola pikir centralisme yang tentunya pada situasi yang tidak tepat bisa menjadikan anda dibenci orang. Menjauhkan pertemanan dan berbagai hal lainnya yang bisa anda identifikasi sendiri.
Mulailah untuk terbuka dan menerima pendapat orang lain. Pendapat yang diterima bukan berarti harus disetujui. Pendapat yang diterima adalah untuk dipertimbangkan kembali.
Satu penutup surat ini mungkin, I love honest woman :)
Good night, and Happy Mother's Day :)
Muhamad Hasan Putra
0 tanggapan:
Post a Comment