An Nuur - Cahaya
Assalamualaikum..
Dua malam kemarin, bacaan Al Quran saya masuk bagian surat An Nuur, dan malam kemarin saya berniat mengkhatamkannya. Target saya Insya Allah akhir bulan ini saya sudah khatam Al Quran. AlhamduliLLAH, InsyaAllah ini bakalan jadi pertama kali dalam hidup saya untuk khataman Al Quran. Selain memang karena mengharapkan ridha Allah, sebenarnya ada beberapa peristiwa yang menjadi motivasi saya untuk menyegerakan berkhatam Al Quran.
Pertama adalah sebuah kejadian di sore hari saat setelah pindah dari asrama Pogung ke asrama Gulaku di kampung Klebengan. Saat itu, hari selasa seingat saya. Saya ada kuliah jam 7 untuk mata kuliah Psikologi Dasar. Sebelumnya pukul 1 juga ada kuliah, namun karena sudah kelaparan, jadi saya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan membeli makan. Pikiran saya tertuju pada sebuah warung yang belum pernah saya cicipi masakannya. Kala itu mendekati Maghrib.
Saya kemudian masuk ke warungnyaa, dan mengucap permisi. Berulang-ulang, tapi tak ada yang menjawab. Hingga akhirnya si Ibu keluar dengan menggunakan mukena.
“Maaf Mas, mau beli makan ya? Makan apa?”
Saya pun memesan nasi sayur dan ayam. Karena rupanya yang ada memang tinggal itu saja.
Ibu itu sembari membungkuskan berkata, “Masnya, besok-besok kalo mau beli makan lagi, sehabis Maghrib ya? Ibu kan tidak tau kapan maut datang ke Ibu, nanti gimana kalo Mas lagi beli makan, Ibu belum shalat, terus gempa dan semuanya ga ada lagi? Ya Mas Ya? Kita ga pernah tau Mas kapan maut datang..”.
Saya cuma bisa jawab, “Oh iya iya Bu. Maaf, saya masih baru di Jawa ini, maaf ya Bu. Makasi lho Bu udah diingetin.”
Habis itupun saya ngacir karena memang belum shalat Maghrib..
Kejadian kedua adalah khutbah Jumat kemarin di Masjid Klebengan. Khutbahnya ga terlalu spesial, ga ada isu khusus yang dipermasalahkan oleh si khatib. Tapi dia mengangkat satu hal kecil yang kadang kita lupakan. Keseimbangan antara dunia dan akhirat. Bagaimana kita mengejar dunia, dan melupakan akhirat.
Dan satu kalimat yang paling menusuk dari si khatib adalah:
“BAGAIMANA RUPANYA NANTI JIKA KITA BERGELAR S3 TAPI BELUM PERNAH KHATAM AL QURAN?????”
AstaghfiruLLAHhal ‘adzim,,, Malu sama Allah..
Entah ini petunjuk atau hanya kebetulan tapi saya bersyukur atas apa yang terjadi malam kemarin. Ceritanya begini, selama ini saya mencari ayat-ayat yang panjang-panjang di Al Quran, dan juga ayat-ayat yang berbunyi unik di sana. Satu pandangan saya tertuju pada An Nuur (yang malam itu hendak saya khatamkan) ayat ke 61. SubhanALLAH panjangnya… Saya harus ambil nafas lebih dari 4 kali untuk satu ayat itu saja.
Karena penasaran, maka saya cari artinya,:
“Tidak ada halangan bagi orang buta,
tidak (pula) bagi orang pincang,
tidak (pula) bagi orang sakit,
dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri,
makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri atau dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu,
dirumah saudara- saudaramu yang laki-laki,
di rumah saudaramu yang perempuan,
dirumah saudara bapakmu yang laki-laki,
dirumah saudara bapakmu yang perempuan,
dirumah saudara ibumu yang laki-laki,
dirumah saudara ibumu yang perempuan,
dirumah yang kamu miliki kuncinya
atau dirumah kawan-kawanmu.
Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian.
Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.”
Yang membuat menarik dari ayat ini adalah kata “Buyuut” yang diulang-ulang dan memang menjadi panjang karena hal tersebut.
Saya tidak paham maknanya maka kemudian saya putuskan untuk membaca An Nuur (terjemah) dari awal. Dan sungguh saya mengerti mengapa surat ini diberi nama An Nuur, sebagaimana surat ini akan memberikan kita cahaya, penunjuk jalan ke jalan yang Allah ridhai, terutama dalam bergaul dengan orang lain.
SubhanALLAH.
Ayat ke 2 hingga 17 menerangkan tentang perbuatan zina, tentang fitnah, bergunjing dan menyebarkan berita bohong.
Allahlah yang Maha Mengetahui, dan lewat ayat-ayatnya diterangakan kepada kita semua agar hidup kita menjadi jelas. Lalu mengapa kita masih menambah-nambahinya dengan logika manusia dan teori duniawi?
Ayat 20-an menegaskan bahwa hanya ampunan dan belas kasihan Allah, manusia tidak ditimpakan azab atas berita bohong yang mereka sebarkan. Selanjutnya diterangkan agar hanya jalan Allah ah yang selalu dijadikan panutan hidup, menghargai para kerabat,
Allah kembali menerangkan bahwa suatu saat nanti akan tiba hari dimana bagian tubuh kita bersaksi atas apa yang telah kita kerjakan dulu selama di dunia.
Surat ini turun ketika terjadi fitnah atas Aisyah yang dituduh berzina, namun Allah menerangkannya dengan menurunkan ayat ke-26.
Ayat inilah yang membuat saya memutuskan untuk berhenti pacaran, selain karena Islam tidak mengenal pacaran, juga karena pacaran lebih banyak membawa kesulitan ketimbang manfaat, namun lebih karena, Allah SWT telah menjaminkan bahwa untuk para lelaki yang baik, telah disiapkan perempuan yang baik pula. Janji Allah, sungguh tidak ada keraguan di dalamNya.
Selanjutnya, diterangkan mengenai adab dan tata cara memasuki rumah orang, bergaul dengan pemiliknya. Di bagian inilah diterangkan kepada Muslim yang beriman kepada Allah bagaimana caranya bergaul antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya. Termasuk adalah menjaga pandangan, dan anjuran untuk para perempuan untuk menggunakan jilbab berdasarkan aturan syariat Islam (Saya pernah menulis tentangg degradasi penggunaan jilbab).
Dan inilah An Nuur, di dalamnya Allah memberikan penjelasan kepada mahlukNya tentang tata pergaulan sesama Muslim. sebagai peringatan, dan juga sebagai cahaya yang menuntun mahlukNya kepada surga Allah SWT.
Lebih lanjutnya anda bisa pelajari sendiri, bukan karena saya capek menulis , tapi supaya Anda juga membuka kembali Al Quran anda, yang mungkin kini usang berdebu.
Sungguh hanya milik Allah hidup dan mati kita, semua kerajaan di langit dan bumi. Maha besar Allah dengan segala firmanNya. Wallahu’alambisshawab.
Wassalam..
---------------------------------------------------------------------------------------------
Telah ditakdirkan oleh Allah bahwa akan ada yang mendengarkan dan akan ada yang tidak mendengarkan. Saya hanya berbagi apa yang saya dapatkan sebagai sebuah bentuk kewajiban satu alif saya. Tidak ada niatan bagi saya untuk menggurui, hanya mengingatkan dan bukan pula puja-puji yang saya harapkan, melainkan ridha Allah SWT.
Sesungguhnya maut itu teramat dekat, jika kamu mengetahui.
0 tanggapan:
Post a Comment