Wirausaha a.k.a Entrepreneurship
Seorang tokoh Indonesia pernah berkata bahwa apa yang menyebabkan masih banyak orang Indonesia yang hidup dalam lingkup kemiskinan adalah karena mereka tidak bermental wirausaha. Dari sekian banyak penduduk Indonesia, tidak sampai 5% yang hidup dengan berkarir sebagai pengusaha. Lebih banyak yang memilih menjadi pegawai, entah sebagai pegawai negeri, maupun sebagai pegawai swasta.
Dosen saya di FEB UGM, nyata-nyata berkata bahwa dirinya sudah hampir tidak lagi memiliki jiwa wirausaha karena sudah begitu lama bekerja sebagai pegawai negeri. Pola pikir atau mindset dari dirinya sudah tidak lagi terpatri jiwa pengusaha, sudah luntur tak berbekas. Yang ada hanyalah keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya untuk tempat dia bekerja, mendapatkan gaji bulanan, menghidupi keluarga dan lain sebagainya.
Ibu saya juga begitu, kepada kakak saya yang laki-laki, Beliau juga melarang berwirausaha sebelum dia mampu mapan dengan kehidupan keluarganya. Maksud beliau, bekerja sebagai pegawai dulu baru berwirausaha.
Menjadi wirausahawan itu mungkin masih akrab di pikiran orang Indonesia sebagai sebuah langkah mengakrabkan diri dengan risiko. Benar. Bukankah prinsip hidup itu "High Risk, High Return"? Seberapa besar yang akan kamu dapatkan di dunia ini, tergantung bagaimana kamu berhadapan dengan risiko yang akan kamu hadapi. Semakin kita menghindari risiko maka kita akan mendapatkan hal yang kecil-kecil saja, dan sebaliknya.
Saya pribadi sebenarnya hampir pasti akan menjadi pegawai. Setelah menyelesaikan studi di FEB UGM, akan ada ikatan dinas yang menanti saya di daerah asal. Tak apalah, setidaknya saya masih memegang tujuan mulia para perantau, MEMBANGUN DAERAH ASAL. Bukankah itu semua yang dipesankan oleh para pejabat daerah kepada para siswa yang akan merantau ke pulau Jawa?
BERWIRAUSAHA
Satu tekad mulia jika anda ingin menjadi wirausahawan. Bukan sekedar karena demi menghidupi diri anda sendiri, namun karena anda akan membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain. Logikanya, tidak semua orang akan menjadi wirausahawan, karena pasti akan tetap ada yang menjadi pegawai. Bukankah semua orang diciptakan telah memiliki peranan masing-masing dalam hidupnya?
Lantas apa sih yang diperlukan dari diri kita untuk memperkuat jiwa wirausaha kita?
Pertama, ada kemauan dan ada niat. Semua itu tergantung niat anda. Apakah anda ingin menjadi seorang pegawai atau wirausahawan? Jika ingin menjadi pengusaha, niat anda ingin menjadi pengusaha seperti apa? Pengusaha yang fokus? Atau hanya sekedar mengisi waktu luang? Apakah niat anda menjadikan usaha anda besar atau hanya sekedar cukup menghidupi kebutuhan sehari-hari? You choose.
Kedua, ada kemampuan melihat peluang. Usaha yang anda dirikan tidak perlu melulu merupakan sebuah usaha baru. Saya ambil contoh usaha laundry di Jogjakarta. Jika anda perhatikan, di Jogjakarta terdapat sangat banyak sekali usaha jenis ini. Dari yang sekedar usaha lokal, sampai laundry yang sudah sampai memiliki cabang. Tapi apakah artinya bahwa usaha ini tidak lagi bagus dilirik? belum tentu. astikan anda memperhatikan lokasinya. Bisa saja usaha laundry sudah banyak, namun di sebuah daerah tertentu belum terdapat usaha laundry meski demand cukup tinggi. That's it. Peluang.
Atau mungkin apa yang dilakukan oleh Andrew Darwis dengan Kaskusnya, Mooryati Soedibyo dengan usaha tradisional kosmetiknya, ataupun Ciputra yang telah membeli tanah di dekat kompleks The New Adi Sucipto Airport. Dan masih banyak lagi contoh yang lain.
Ketiga, FOKUS. Hal inilah yang sering orang lupakan. Banyak diantara mereka yang tidak fokus terhadap apa yang mereka kerjakan. Semisal, sudah memiliki ide bisnis A, siap dijalankan, begitu jalan buat lagi usaha B, C, D, dan E. Oh Teman, jika bisnis anda belum mapan, dan belum mampu didelegasikan kepada seseorang dalam perusahaan, maka jangan membuyarkan fokus anda. Ini akan mempengaruhi kesuksesan usaha anda.
Keempat, mind the detail. Selalu buat catatan meski itu hal yang bisa dengan mudah anda ingat. Janji-janji pertemuan, transaksi komersial, ataupun saran dan kritik dari teman atau konsumen. Semua detail itu sangat berharga dan memiliki andil yang cukup besar dalam kesuksesan sebuah usaha.
Masih banyak lagi hal-hal yang bisa menentukan kecakapan seorang wirausahawan, teman-teman bisa mencarinya di sumber lain.. Hehehehe.. Saya juga belum menjadi seorang wirausahawan yang sukses kok, jadi menurut saya, tulisan ini juga sekaligus refleksi untuk diri saya sendiri..
Oiya, jika anda kehabisan ide untuk memulai bisnis apa, atau peluang apa yang bisa anda gapai, anda bisa membuka google dan menuliskan keyword "ide bisnis unik" "unique business idea", dll. Nah untuk kemudahan anda, untuk juga menginspirasi anda, anda bisa mengunjungi website www.lowbudgetprosper.com , disana terdapat banyak ide bisnis yang mungkin bisa anda gunakan. Salam..
Dosen saya di FEB UGM, nyata-nyata berkata bahwa dirinya sudah hampir tidak lagi memiliki jiwa wirausaha karena sudah begitu lama bekerja sebagai pegawai negeri. Pola pikir atau mindset dari dirinya sudah tidak lagi terpatri jiwa pengusaha, sudah luntur tak berbekas. Yang ada hanyalah keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya untuk tempat dia bekerja, mendapatkan gaji bulanan, menghidupi keluarga dan lain sebagainya.
Ibu saya juga begitu, kepada kakak saya yang laki-laki, Beliau juga melarang berwirausaha sebelum dia mampu mapan dengan kehidupan keluarganya. Maksud beliau, bekerja sebagai pegawai dulu baru berwirausaha.
www.etftrends.com |
Menjadi wirausahawan itu mungkin masih akrab di pikiran orang Indonesia sebagai sebuah langkah mengakrabkan diri dengan risiko. Benar. Bukankah prinsip hidup itu "High Risk, High Return"? Seberapa besar yang akan kamu dapatkan di dunia ini, tergantung bagaimana kamu berhadapan dengan risiko yang akan kamu hadapi. Semakin kita menghindari risiko maka kita akan mendapatkan hal yang kecil-kecil saja, dan sebaliknya.
www.artikelwirausaha.com |
Saya pribadi sebenarnya hampir pasti akan menjadi pegawai. Setelah menyelesaikan studi di FEB UGM, akan ada ikatan dinas yang menanti saya di daerah asal. Tak apalah, setidaknya saya masih memegang tujuan mulia para perantau, MEMBANGUN DAERAH ASAL. Bukankah itu semua yang dipesankan oleh para pejabat daerah kepada para siswa yang akan merantau ke pulau Jawa?
BERWIRAUSAHA
Satu tekad mulia jika anda ingin menjadi wirausahawan. Bukan sekedar karena demi menghidupi diri anda sendiri, namun karena anda akan membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain. Logikanya, tidak semua orang akan menjadi wirausahawan, karena pasti akan tetap ada yang menjadi pegawai. Bukankah semua orang diciptakan telah memiliki peranan masing-masing dalam hidupnya?
Lantas apa sih yang diperlukan dari diri kita untuk memperkuat jiwa wirausaha kita?
Pertama, ada kemauan dan ada niat. Semua itu tergantung niat anda. Apakah anda ingin menjadi seorang pegawai atau wirausahawan? Jika ingin menjadi pengusaha, niat anda ingin menjadi pengusaha seperti apa? Pengusaha yang fokus? Atau hanya sekedar mengisi waktu luang? Apakah niat anda menjadikan usaha anda besar atau hanya sekedar cukup menghidupi kebutuhan sehari-hari? You choose.
Kedua, ada kemampuan melihat peluang. Usaha yang anda dirikan tidak perlu melulu merupakan sebuah usaha baru. Saya ambil contoh usaha laundry di Jogjakarta. Jika anda perhatikan, di Jogjakarta terdapat sangat banyak sekali usaha jenis ini. Dari yang sekedar usaha lokal, sampai laundry yang sudah sampai memiliki cabang. Tapi apakah artinya bahwa usaha ini tidak lagi bagus dilirik? belum tentu. astikan anda memperhatikan lokasinya. Bisa saja usaha laundry sudah banyak, namun di sebuah daerah tertentu belum terdapat usaha laundry meski demand cukup tinggi. That's it. Peluang.
www.losetheexcuses.blogspot.com |
Atau mungkin apa yang dilakukan oleh Andrew Darwis dengan Kaskusnya, Mooryati Soedibyo dengan usaha tradisional kosmetiknya, ataupun Ciputra yang telah membeli tanah di dekat kompleks The New Adi Sucipto Airport. Dan masih banyak lagi contoh yang lain.
Ketiga, FOKUS. Hal inilah yang sering orang lupakan. Banyak diantara mereka yang tidak fokus terhadap apa yang mereka kerjakan. Semisal, sudah memiliki ide bisnis A, siap dijalankan, begitu jalan buat lagi usaha B, C, D, dan E. Oh Teman, jika bisnis anda belum mapan, dan belum mampu didelegasikan kepada seseorang dalam perusahaan, maka jangan membuyarkan fokus anda. Ini akan mempengaruhi kesuksesan usaha anda.
Keempat, mind the detail. Selalu buat catatan meski itu hal yang bisa dengan mudah anda ingat. Janji-janji pertemuan, transaksi komersial, ataupun saran dan kritik dari teman atau konsumen. Semua detail itu sangat berharga dan memiliki andil yang cukup besar dalam kesuksesan sebuah usaha.
Masih banyak lagi hal-hal yang bisa menentukan kecakapan seorang wirausahawan, teman-teman bisa mencarinya di sumber lain.. Hehehehe.. Saya juga belum menjadi seorang wirausahawan yang sukses kok, jadi menurut saya, tulisan ini juga sekaligus refleksi untuk diri saya sendiri..
Oiya, jika anda kehabisan ide untuk memulai bisnis apa, atau peluang apa yang bisa anda gapai, anda bisa membuka google dan menuliskan keyword "ide bisnis unik" "unique business idea", dll. Nah untuk kemudahan anda, untuk juga menginspirasi anda, anda bisa mengunjungi website www.lowbudgetprosper.com , disana terdapat banyak ide bisnis yang mungkin bisa anda gunakan. Salam..
www.wilderdom.com |
0 tanggapan:
Post a Comment