Kulavarga
Kulavarga. Keluarga. Family.
Dua puluh lima tahun sudah kami bersama dalam naungan keluarga kecil membesar yang secara informal kuberi nama Aat's Kulavarga. Tangis air mata, pancaran saliva kala tertawa, kata-kata kasar, hingga peluk haru sudah pernah kami alami bersama. Aku tak tau kapan Ayah meminang Ibu. Mereka tak pernah bercerita. Akupun tak tertarik mendengarnya.
Halaman ini sengaja kutulis, dengan harapan, suatu hari akan kubuka dan kuperbaharui secara berkala. Sehingga anak-anakku nanti, hingga keturunan mereka akan tau siapa saja dalam garis keluarga Aat Pamili.
1. Ayahanda Muhammad Ass'at Assarie, lahir 15 April 1963, adalah seorang Palembang. Menghabiskan masa kecilnya di Palembang sebelum akhirnya pindah ke Lampung dan tinggal disana sampai sekarang. Ayah pernah masuk universitas, tapi kemudian berhenti for whatever the reason is. Ayah kemudian berkarir sebagai seorang petugas issuing (pelayanan pngeluaran barang) di gudang milik PT. Gula Putih Mataram sejak tahun 1990. Ayah termasuk orang konvensional bila tak mau dianggap konservatif. Tidak suka dengan metode-metode baru sebelum terbukti menyederhanakan sesuatu yang susah. Ayah juga adalah seorang Youtube addict. Ayah juga penggemar musik meski beliau tak bisa main musik sama sekali. Di kala hari kerja, beliau membawa serta sebuah bluetooth speaker dengan lagu yang dimainkan dari sebuah flashdisk. Jangan tanya isinya. Dari qasidah, dangdut koplo, hingga RnB hip-hop Amerika. #Warbyasah
2. Ibunda Ainun, lahir 12 Februari 1964, adalah seorang Sunda. Dari lahir sampai dewasa sudah tinggal di Lampung, tapi beliau sama sekali tak paham baik budaya Lampung ataupun Sunda. Ibu tak mendapatkan kesempatan untuk merasakan bangku kuliah. Tapi, hikmah untuk itu mungkin diganti Tuhan dengan skill si emak dalam memasak. #Warbyasah
3. Muhammad Syahibul Angga Putra dan Nur Rima Dianti
4. Astria Rizky Rindi dan Anton
5. Muhamad Hasan Putra
Dua puluh lima tahun sudah kami bersama dalam naungan keluarga kecil membesar yang secara informal kuberi nama Aat's Kulavarga. Tangis air mata, pancaran saliva kala tertawa, kata-kata kasar, hingga peluk haru sudah pernah kami alami bersama. Aku tak tau kapan Ayah meminang Ibu. Mereka tak pernah bercerita. Akupun tak tertarik mendengarnya.
Halaman ini sengaja kutulis, dengan harapan, suatu hari akan kubuka dan kuperbaharui secara berkala. Sehingga anak-anakku nanti, hingga keturunan mereka akan tau siapa saja dalam garis keluarga Aat Pamili.
1. Ayahanda Muhammad Ass'at Assarie, lahir 15 April 1963, adalah seorang Palembang. Menghabiskan masa kecilnya di Palembang sebelum akhirnya pindah ke Lampung dan tinggal disana sampai sekarang. Ayah pernah masuk universitas, tapi kemudian berhenti for whatever the reason is. Ayah kemudian berkarir sebagai seorang petugas issuing (pelayanan pngeluaran barang) di gudang milik PT. Gula Putih Mataram sejak tahun 1990. Ayah termasuk orang konvensional bila tak mau dianggap konservatif. Tidak suka dengan metode-metode baru sebelum terbukti menyederhanakan sesuatu yang susah. Ayah juga adalah seorang Youtube addict. Ayah juga penggemar musik meski beliau tak bisa main musik sama sekali. Di kala hari kerja, beliau membawa serta sebuah bluetooth speaker dengan lagu yang dimainkan dari sebuah flashdisk. Jangan tanya isinya. Dari qasidah, dangdut koplo, hingga RnB hip-hop Amerika. #Warbyasah
2. Ibunda Ainun, lahir 12 Februari 1964, adalah seorang Sunda. Dari lahir sampai dewasa sudah tinggal di Lampung, tapi beliau sama sekali tak paham baik budaya Lampung ataupun Sunda. Ibu tak mendapatkan kesempatan untuk merasakan bangku kuliah. Tapi, hikmah untuk itu mungkin diganti Tuhan dengan skill si emak dalam memasak. #Warbyasah
3. Muhammad Syahibul Angga Putra dan Nur Rima Dianti
4. Astria Rizky Rindi dan Anton
5. Muhamad Hasan Putra
