the roots of education are bitter, but the fruit is sweet ~aristotle~

Saturday, August 31, 2013

Pilihan

Twitter dan berbagai media sosial lainnya telah membuat banyak orang berusaha untuk kelihatan (tampak) bijak. Ngeliat twitter seperti ngeliat buku pendidikan psikologis di perpus kampus psikologi, pastinya. Penuh dengan teorema-teorema yang disarikan dari berbagai pengalaman hidup. Entah pengalaman hidup pribadi, maupun dari sumber-sumber sekunder semacam lagu, film, ataupun pengalaman hidup orang lain. Padahal secara hakikat, nampak bijak sangatlah berbeda dengan menjadi bijak. Nampak artinya ya hanya terlihat, sementara "menjadi" artinya mampu untuk memaknai dan melaksanakan.

Tapi, kita disini bukan untuk berbicara mengenai usaha menjadi bijak. Kita akan berbicara mengenai satu kata yang begitu mempengaruhi hidup seorang manusia. Satu kata dan laku itu adalah "pilihan". Seperti halnya paragraf pengantar di atas, "nampak bijak" dan "menjadi bijak" pun adalah sebuah pilihan dan memiliki implikasi tersendiri bagi kehidupan pemilihnya.

Benar adanya pemaknaan bahwa hidup adalah pilihan. Hidup adalah pilihan orang untuk menjadi seorang baik, jahat, muslim, nasrani, hindu, buddha, berkarir, berpetualang, dan lain sebagainya. Hidup ibarat berbagai persimpangan yang alurnya menentukan perjalanan hidup ini berikutnya. Jika kita memilih untuk A, maka apa yang harus kita lakukan. Dan jika nanti kita memilih B, maka apa yang harus kita lakukan dan nantinya dapatkan.

Namun, adakalanya dalam hidup beberapa orang, jalan yang mereka tempuh bukanlah sebuah pilihan. Seperti misalnya bayi-bayi yang lahir dalam kemiskinan maupun yang lahir dalam kecukupan, kekurangan baik fisik maupun materi, dan lain sebagainya. Ini ibarat sebuah permainan dimana pemain menentukan tingkat kesulitan yang pemain harus hadapi, mulai dari mudah (easy/beginner), menengah (medium), dan sulit (hard). Mereka yang lahir dalam kekurangan tentunya harus bekerja ekstra keras untuk mencapai tujuan mereka, dan bagi yang lahir dalam kecukupan mungkin sedikit lebih mudah dalam menjalani tahapan kehidupan berikutnya.

Akil Baligh adalah istilah dalam dunia Islam mengenai fase kehidupan dimana seseorang mulai menentukan pilihan atas kehidupannya. Istilah ini memang biasa disematkan pada laki-laki, meskipun menurut saya pun perempuan mengalami fase ini. Satu per satu pilihan mesti diambil seseorang berkaitan dengan masa depannya.

Satu hal sederhana, pendidikan misalnya. Beberapa orang bisa memilih ingin sekolah, kuliah, les, dan sebagainya dengan mudah karena memiliki kemampuan finansial. Dan banyak lagi orang yang bahkan tak mampu sekolah karena tak mampu membayar uang sekolah. Pilihan menjadi sedikit untuk orang-orang tersebut. Dan disinilah karakter seseorang akan menentukan baik-buruknya pilihan yang tersedia dan tentunya yang diambil oleh mereka. Banyak orang yang pernah saya temui dalam hidup singkat ini yang menyia-nyiakan kesempatan yang telah mereka pilih, namun banyak juga yang melakukan usaha yang luar biasa atas pilihan mereka.

Belajar, tampak seperti kemauan, namun itu juga adalah pilihan. Apakah hari ini kamu memilih untuk belajar ketimbang pergi bermain? itu adalah pilihan. Apakah kamu akan berusaha keras untuk nilai yang baik disekolah atau lulus dengan nilai secukupnya? itu juga adalah sebuah pilihan. Semua hal menjadi "ceteris paribus" ketika orang mengatakan semua manusia itu sama. Benar. Semua orang mampu untuk berusaha. Namun berusaha juga adalah sebuah pilihan.

Mengulang penjelasan di atas, beberapa orang memiliki banyak pilihan karena kondisi yang mendukung, dan beberapa orang memiliki pilihan yang lebih sedikit juga karena kondisi mereka yang tak mendukung. Persoalannya kini bukan lagi sebanyak apa pilihan yang bisa kita buat, namun bagaimana cara mengoptimalkan pilihan yang telah kita ambil dengan melakukan dengan sebaik-baiknya.

Semisal, jika kita hanya mampu bersekolah di sebuah sekolah kecil, belajarlah lebih keras dan giat untuk jadi yang terbaik, sehingga nantinya memperbanyak opsi yang dapat diambil di tahapan berikutnya. Jika saat ini hanya diterima disebuah perusahaan kecil, apa yang harus kita lakukan? Tentunya memanfaatkan pilihan tersebut dengan sebaik-baiknya. Semisal dengan meningkatkan kompetensi, integritas, dan kemampuan kerja. Pilihan yang lebih baik pasti akan menyusul.

Tidak semua orang lahir sebagai Pangeran Charles, Paris Hilton, ataupun Aburizal Bakrie. Lebih banyak orang lahir sebagai Chairil Tanjung dan Dahlan Iskan. Jumlah pilihan yang tersedia untuk mereka mungkin berbeda. Tapi bukankah itu semua dapat dimaksimalkan?

Kembali lagi, hidup ini adalah soal pilihan dan bagaimana kita memaksimalkan pilihan tersebut

Menjalani hidup adalah sebuah pilihan.

Menjadi seseorang yang punya arti juga adalah pilihan.

Arti hidup pun adalah pilihan.



Apakah pilihan itu baik atau buruk? Itupun sebuah pilihan.

Monday, August 12, 2013

Skripsi? Bisa Kok!


Hampir 3 bulan blog ini ga ada postingan baru. Mungkin terlalu sibuk dengan penyelesaian skripsi gw yang harus kejar sidang (semacam kejar tayang sodara-sodara). Agustus ini kuliah gw uda harus kelar kalo ga mau kena penalti dari kreditur a.k.a scholarships. Alhamdulillah, semua udah kelar dan gw berhasil memenuhi target selesai kuliah dalam 4 tahun, meski tercatatnya sih 3 tahun 10 bulan. Tapi, well semua udah selesai. So, gw ga kena penalti hehehe :D

Gw mau share sedikit soal proses skripsian. Perjuangan menyelesaikan skripsi mungkin jadi sedikit pengalaman buat gw untuk terus memperbaiki diri dalam memanfaatkan waktu. Sifat-sifat seperti malas dan kebiasaan untuk menunda pekerjaan, yang menurut gw, merupakan hal yang paling menghambat dalam menyelesaikan skripsi.

Pak Kusdhianto, dosen FEB UGM - kampus gw -, bilang, "Skripsi itu mudah, kami para dosen ga akan menghambat kemajuan kalian kok, kami pasti bantu, yang buat skripsi jadi tampak susah adalah pribadi personal mahasiswa".

Pak Kus emang bener. Yang ngebuat skripsi jadi sulit itu malasnya kita dan maunya kita untuk menunda-nunda. Di kampus gw, skripsi bisa selesai dalam waktu kurang dari 2 bulan. Ini serius. Asalkan ya paham tentang seluk beluk buat skripsi. Kalo buta soal Eviews apalagi SPSS ya wajar aja sampe 2-3 tahun juga ga selesai selesai. Apalagi ditambah males nyentuh jurnal acuan, buku pendukung, tutorial statistika, dan bla-bla-bla yang lain. Semakin lama aja dong skripsinya selesai. Belum lagi ditambah "Ashita ga aru" alias "masih ada hari esok". Wah semakin berganda aja lama penyelesaian skripsi elu.

Nah, buat temen-temen yang masih bingung buat bikin tuh namanya skripsi. Ada beberapa tips dari beberapa dosen gw yang mungkin berguna bagi skripsian kita.

1. Mulai aja dengan buka buku konsentrasi mayor lu.

Semisal lu adalah mahasiswa manajemen keuangan, coba deh buka buku MK 1 dan 2, Business Valuation, Portfolio Theory, dan mungkin Manajemen Risiko kalo lu mau yang advance. Kalo manajemen pemasaran mungkin buku-buku Kotler bisa jadi acuan. Nah dari sini, lu pilih deh tema-tema yang paling lu mengerti. Semisal mengenai struktur modal, saham, kebijakan dividen, semisal lu anak manajemen keuangan atopun akuntansi. Dari situ, lu bikin listnya, apa aja yang lu pikir lu mampu untuk jadi bahasan.

2. Cari jurnal acuan

Dari list topik yang lu yakin mengerti dan udah lu buat tadi, coba cari topik tersebut di web jurnal. JSTOR paling gampang. Ga usah muluk-muluk ngambil jurnal dari Tier 1. Cukup ambil jurnal acuan dari Tier 3 atau 4, nanti, jurnal dari Tier 1 dan 2 bisa lu pake sebagai jurnal pendukung. Mengapa? jurnal di Tier 1 dan 2 masih susah direplikasi untuk tingkatan mahasiswa S1. Baca skimming aja di abstrak dan metode penelitiannya, kira-kira bisa ga penelitian tuh jurnal di replikasi elu. Kalo bisa, print deh jurnalnya. Seandainya ditanya, mengapa kok ga pake dari jurnal Tier 1? jawab aja nanti ke DPS lu, jurnal tier 1 akan lu pake sebagai bahan untuk landasan teoritis.

(Tier adalah level popularitas jurnal, semakin populer, semakin tinggi tiernya dan akan semakin berbobot tingkat ilmiah dan kesulitannya. Tier 3 dan 4 biasanya lebih sederhana dan dapat direplikasi dengan mudah)

3. Kasih ke DPS

Kalo lu udah nemu jurnal acuan yang cocok, kalo bisa usahain beberapa jurnal di beberapa topik yang beda, bisa deh lu ketemu DPS buat konsultasi judul. Oh iya, usahain penelitian di jurnal yang mau lu replikasi udah lu tentuin juga konteksnya. Semisal penelitian di bursa efek Jepang mau liat efek penggunaan inventory terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Nah elu mesti buat konteksnya jadi "Pengaruh kebijakan penggunaan persediaan pada struktur modal perusahaan manufaktur di BEI" dan paling nggak lu harus "keliatan paham" mengenai apa itu "manufaktur", apa itu "persediaan" dkk.

4. BACA!

Proses pengerjaan skripsi, menurut Pak Suad Husnan, si Bapak ntu, adalah gabungan dari banyak baca dan banyak menulis, ditambahin mau mikir dan mau usaha. Nah, setelah lu acc judul sama DPS, banyakin baca! kenapa? biar tulisan lu kaya. Banyak lekukan tapi tetep fokus. Stabil kan ngga harus garis lurus, ya tho? Baca buku-buku yang berkaitan sama skripsi lu. Kalo gw dulu, gw nentuin poin-poin penting dari skripsi gw, kemudian gw cari di beberapa buku yang mungkin berkaitan. Ga ada di buku A, mungkin ada di buku Z. Coba deh..

5. Lu harus fokus dan komit!

Setelah 1, 2, 3, dan 4 selesai, tahapan berikutnya adalah bikin proposal skripsi, terus kalo acc, lu tinggal bikin skripsi akhir. Mau ga harus terus-terusan bikin proposal karena ditolak? Penelitian lu harus fokus. Kalo menurut lu, lu sendiri masih ngawang-ngawang soal penelitian yang lu mau buat, artinya itu masih belum fokus. DPS pasti bisa liat itu di muka lu waktu konsultasi, makanya proposal lu disuru buat lagi. Kalo lu udah fokus, meski temanya simpel, yakin deh DPS ngasih acc.

Fokus disini artinya apa? Secara metode penelitian fokus bisa berarti lu punya pembatasan masalah yang jelas, ga ngelebar kemana-mana. Fokus secara operasional artinya lu paham ini penelitian tentang apa, mau diapain, dan gimana ngelakuinnya.

Komit (committed) disini artinya apa? ini soal komitmen lu, apa sih yang jadi target lu dalam penyelesaian skripsi ini? kalo gw, karena gw dikasi tugas selesai dalam 4 tahun, kalo lu, mungkin karena lu mau gunain waktu di sela sebelum wisuda untuk travelling, liburan, ato mudik ke kampung. Nah lu harus bisa committed untuk itu. Mungkin misalnya dengan ngebuat time-frame yang jelas. Minggu ini lu mau ngapain, minggu depan ngapain, dua minggu ke depannya mau ngapain lagi, sampe nanti lu selesai ujian. Harus commited ke situ, refreshing boleh tapi harus bisa atur jadwal.

6. Coba deh baca buku metopennya Pak Basu Swasta :D

Gw bingung nih mau nulis apa lagi. Hahaa.. karena setelah semua langkah itu, semuanya tergantung lu. Tiap-tiap penelitian bisa beda perlakuannya, dan kalopun gw share banyak-banyak dari sudut pandang gw, yang ada malah ga cocok dengan penelitian yang mau lu buat, ya tho?

Well, di ujung akhir tulisan ini, gw mau bilang kalo ini bukanlah tulisan mengenai metode pengerjaan skripsi. Melainkan tips untuk "MEMULAI", karena hal tersulit dari sebuah proses adalah memulai proses tersebut. Kalo ga mulai-mulai skripsian, kapan selesainya kan? Nah masalah males atopun menunda-nunda itu jadi permsalahn pribadi kalian, sekarang tinggal mikir aja, kapan mau selesain kuliah? Ga kasian sama ortu?

Quality over quantity. Jangan terjebak dengan prinsip ini waktu kuliah. Kita ngga hidup di Eropa yang udah terbuka segala-galanya. Masa' iya ga acuh sama ortu di kampung yang udah susah-susah ngebiayain tapi kita ngga fokus dan komit dalam skripsian. Kurang-kuranginlah dengerin saran dari "SELEBTWIT" kalo skripsi itu jahanam dkk. No! Apa yang udah ditentuin kampus adalah kewajiban lu, semakin lu ngeluh, semakin lu akan menghindar, semakin lama lu selesai kuliah.

Kemarin kita bisa bilang "ashitaga aaru" alias "masih ada hari esok". Emang betul masih ada hari esok, tapi apakah esok bakalan sama seperti hari ini? Ga ada yang tau. So, selamat berskripsi :D



Bisa Kok!!

Sunday, May 26, 2013

"Prahara" Pengunjung Waisak

Sebelum teman-teman melanjutkan membaca ini, pastikan teman-teman mampu untuk berpikir dewasa, out of the box, dan mampu melihat gambaran besar dari sesuatu. Bersikaplah yang santun dalam berpendapat dan pastikan pendapat anda muncul bukan karena iri hati, dengki, dendam, dan rasa tertindas. Selamat membaca. Oiya, artikel ini membahas prosesi Waisak di Borobudur, bukan prosesi sebelumnya.

"Prahara" Pengunjung Waisak

Sekilas perjalanan kami

Waisak, seperti telah diketahui bersama, adalah sebuah hari besar bagi para umat Buddha. Para Buddhist memperingati hari ini untuk beribadah dan mendalami kembali makna kedamaian dalam Buddha. Salah satu prosesi acara Waisak yang terkenal adalah yang diadakan di Borobudur. Bagi umat Buddha, perayaan di Borobudur adalah semacam yang terbesar di Indonesia. ribuan penganut Buddha datang dari penjuru untuk menghadiri prosesi ini. Dan, bagi umat non-Buddhist (entah itu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, maupun Konghucu) yang menarik dari acara ini tentu prosesi penerbangan lampion. Tidak terbantahkan.

Prosesi penerbangan lampion menarik hati ribuan orang non-Buddhist tak hanya di Indonesia, bahkan juga di luar negeri. Ini terbukti dari banyaknya turis asing yang datang ke acara ini. Mulai dari turis dari negara-negara di Eropa, Asia, Amerika, dan Australia. Namun, tentu yang paling banyak adalah warga domestik. Tak terkecuali saya, Ucen, Irsyad, Aji, Randy, dan Dinda. Tak hanya sekedar melihat lampion, beberapa diantara kami, sama sekali belum pernah ke Borobudur.

Kami berangkat pukul 5 sore hari dan sampai sekitar satu setengah jam kemudian di area luar Candi. Sepanjang jalan memang sudah terlihat bahwa cuaca sedang tidak ramah, mendung, gelap dan terkadang gerimis. Sempat terpikir (dan terucap) untuk membatalkan rencana dan makan-makan di Artos saja. Namun, untuk "memuaskan rasa penasaran" kami terhadap Borobudur dan mi ayam, kami pun memutuskan untuk kembali lanjut ke Candi.

Cuaca di saat kami datang meskipun mendung, namun belum ada tanda-tanda hujan deras. Kami masuk dari jalur sebelah kiri, entah pintu arah mana, saya ngga tahu. Yang pasti diarah situ banyak orang jalan dan ngantri, jadi kami ikut arus aja. Saat ngantri ini juga uda keliatan kalo yang dateng ini punya tujuan yang sama dengan kami, mau liat lampion. juga udah banyak yang niat mau ambil foto dengan kamera canggih yang saya ga tau gimana cara ngejepretnya. Antrian masuk ke gerbang aja udah puluhan meter. Masuk ke gerbangnya impit-impitan kayak mau ambil BLT di tipi-tipi. Belum pemeriksaan metal detector ato apa namanya yang saya yakin error lantaran kebanyakan yang lewat hahaha.. kidding. Nah mulai dari sinilah hujan turun, gerimis..gerimis...deres.

Semakin masuk ke arah Borobudur, saya semakin ngerasa bersalah ada di situ. Bukan karena merasa ngeganggu prosesi acara, engga. Tapi karena, saya (dan kami) merasa ada di dalam lingkungan orang-orang Indonesia yang "ngga bisa menempatkan diri". Contoh yang paling nyata adalah peristiwa salah kostum. 

Kebanyakan saltum yang terjadi adalah cewek yang pakai HOT PANTS. Kok salah? Silakan direlatif-kan salah atau benarnya. Cuma aneh aja buat saya ngeliat, pertama, Waisak itu acara keagamaan, meskipun kesana bukan untuk ikut beribadah tapi kan bisa menghormati dengan berpakaian sopan? Emang HOTPANTS ga sopan? pikiro dewe cuk. Kedua, Borobudur itu alam terbuka, banyak pohon, banyak kemungkinan yang bisa terjadi, jangan salahin Borobudur ya kalo ntar lu ngegeletak di rumah sakit gegara digigit serangga -____-. Ketiga, acaranya kan malam hari, ngga dingin po? Ya ngga lah, kan sama mas pacar (jangan heran kalo banyak fenomena cowo cewe pelukan disana meski lu mestinya heran), terus besoknya tepar gegara masuk angin, salahin hotpants lu mbak! Keempat, itu paha apa besi abis di las woyy!

Saltum yang kedua ya biasalah, baju yang dalemannya nerawang kek X-Ray, You can see My Ketiak, Sepatu hak tinggi. Untung aja ngga ada yang bawa balon terus ngerayain ulang tahun pacarnya di tengah tengah Waisak.

Yah manusia mungkin bisa lupa bisa senewen..

Hal kedua yang gw ngerasa ngeganggu banget hampir sama dengan yang ditulis di OtherVision, soal banyaknya manusia yang bawa kamera. Entah berapa megapixel ga tau deh. Wajar kalo ngeliat mereka yang ngebawa kamera sambil nunjukin ID Pers ke polisi yang jaga, emang tugas mereka. Eh, yang aneh itu, ratusan pemegang kamera tanpa ID. Ini yang gw liat seperti rombongan orang mau ikut kompetisi lomba objek foto gitu.

Oh mungkin sekedar hobi dan emang diperbolehkan panitia, sesaat gw biasa aja ngeliat semua itu. Tapi kembali yang bikin hati jadi "opo thoooo ikiii cuuuuuukk" adalah waktu ngeliat anak-anak kecil yang gw yakin belum lulus SD, megang kamera SLR ato DSLR seharga kira-kira 7jutaan duduk anteng dan moto Borobudur. Ini udah ga ada yang minat jadi akuntan po? Semuanya dimodalin SLR begini. Seusia mereka, boleh megang tustel aja gw udah bangga banget men!

Terus dari situ kita ngerapat ke tenda, yang sebelumnya kita kira itu tempat pengunjung, yaudah sekalian ngiyup dari ujan. Sampe disana ya kaget aja yang ada. Puluhan orang dengan kamera, tripod, flash ato apalah namanya sparepart kamera yang gw juga ngga tau buat apa gunanya. Engga salah si emang. Tapi jumlahnya yang banyak banget plus anak kecil yang ngotak-ngatik kamera bikin gw kembali ke kesimpulan gw yang pertama, ini kompetisi fotografi.

Setelah setengah jam gw disana, duduk, merhatiin orang-orang sekitar, cewe-cewe cantik, cewe-cewe salah kostum, fotografer cilik, backpacker, hipster fotografer, orang-orang alay, paha putih, paha mulus, paha besar, paha bekas las panci, berlengan, tanpa lengan, rok panjang, rok mini, ngerokok, pacaran, dan lain sebagainya, kita ngikutin "PETUNJUK DARI POLISI YANG JAGA" --> ikutin jalan ini aja mas, nanti ada TEMPATNYA disana. Yaudah kita ikutin aja, dan emang benar, ada jalan naik dan banyak orang disana yang udah ambil posisi W. Ada yang udah berjas hujan, ada yang udah payungan, ada yang udah berpasangan, ada yang udah ngegelayut, ada yang udah tiduran, pingsan. Gw cuma tau disana engga ada polisi yang ngatur-ngatur barisan, tanda/petunjuk apapun lah. Cuma ada barisan orang dan karena posisinya udah lumayan enak, kita berhenti di jalan batako (atau aspal, gw ngga keliatan, gelep). Dan keujanan.

Setelah Bhante yang memberikan ceramah keagamaan dan beberapa doa dibacain, kami mutusin buat pulang karena udah yakin meski ngga diumumin lampion ga bakal naik dengan cuaca kayagitu (abis kami balik ke mobil, mc ngumumin prosesi lampion dicancel malam itu). Yaudah terus kami pulang dengan melewati jalan keluar yang juga....jarang ada papan petunjuknya. Dan memang, suasana pengunjung jadi kocar-kacir, karena ga ada protokol pengarahan kemana-kemana-kemana, dan ditambah hujan pula.

Satu paragraf doang kah cerita kami disana? Ya emang satu paragraf doang. Disana cuma berdiri, dengerin ceramah Bhante soal kedamaian Waisak, dengerin doa, pulang. Mau foto-foto kamera yang dibawa cuma kamera hape. Tau aja kamera hape gimana kalo malem. Yaudahlah ya meski ga liat lampion tapi udah ngeliat sinaran Borobudur juga udah lumayan.

Ga liat lampion itu masalah biasa, tapi kita sadar kok, ada yang lebih terpukul dari kami, Umat Buddhist yang mau nerbangin lampion sebagai simbolisme pelepasan doa. Ini jadi bahan diskusi kami sepanjang nunggu Ucen sama Aji yang masih di area Borobudur.

Prahara itself

Sampe dirumah Ucen, hape-hape dicas dan barulah mulai berbagai bahasan diutarakan. Mulai dari konser yang uang fee artis yang katanya dibawa kabur orang, hingga yang paling ngena menurut gw, bahasan soal pengunjung Borobudur yang "kacau".

Bukan karena kami ngelakuin hal itu, bukan, tapi karena kami disaat yang tidak tepat ada disana.

Berita yang kami denger, ada pengunjung yang ambil foto sampai naik ke altar, ada yang menginjak kaki Bhante, ada yang sampai harus disuruh turun dari altar, ada yang naik-naik ke stupa demi ambil foto Bhante, dan lain-lain. 

Ebuset kok bisa gitu ya? Gw juga ga tau. Kita baru sampe disana malem hari dan ga tau situasi Borobudur kayak apa di siang dan sore harinya. Yang jelas adalah kita ga salah kostum, kita ga berbuat yang aneh-aneh, cuma mau nonton lampion di Waisak. Udah. Dan kita ga bawa kamera SLR. hahaha!

Jadi dari berangkat sampe pulang kalian ga tau permasalahan itu di Borobudur?
ENGGAAAAA, PAK GURU!!!!

Sumbangsih Pemikiran

Sebenernya apa si yang ngebuat peringatan Waisak jadi seperti itu? Menurut gw ini beberapa pemikiran yang mungkin nyaut.

Dibuka buat umum itu ga masalah selama ada batasan yang jelas, ditutup untuk umum pun juga bukan masalah, bukan?

Bagaimana jika begini, semisal, perlu diketahui berapa jumlah jemaat Budhhist yang akan mengikuti prosesi. Mereka harus diutamakan dan jika bisa, didata. Pada waktu berdoa, mungkin akan lebih baik jika area peribadatan disterilkan dari orang-orang yang tidak berkepentingan. Pers bisa ditempatkan sedemikian rupa, jika ada yang tidak boleh diambil gambar, diganggu, atau semacamnya, dapat dituliskan pada catatan pemberitahuan, atau jika mungkin diadakan technical meeting untuk pers. Kartu identitas untuk pers harus jelas dan jika dibutuhkan ditambahkan untuk alat pengenal resmi acara Waisak.

Kedua, pembatasan ruang Borobudur. Sama seperti konsep undakan pada Borobudur, ada baiknya pada saat prosesi Waisak, area Borobudur itu dibentuk ring pembatas yang jelas. Semisal, Ring 1 itu khus area Borobudur dan yang digunakan Bhante dan umat Buddhist untuk beribadah. Ring 2 adalah area pengamanan, area ini diisi oleh petugas penjagaan (entah dari WALUBI, atau kepolisian). Ring 3 adalah area steril, dimana tidak ada umat Buddhist maupun pengunjung, kecuali kepolisian di area ini. Ring 4 adalah area untuk pengunjung. Jarak antar ring dapat diukur sedemikian rupa, namun tetap menomorsatukan kegiatan peribadatan.

Ketiga, pembatasan penggunaan kamera oleh pengunjung. Semisal, kamera yang boleh digunakan adalah kamera standar tanpa penggunaan flash. Dan kalau bisa, tanpa suara (nah loh gimana tuh). Atau diumumkan bahwa tidak boleh ada kamera sekalian malah lebih efektif. Jadi, yang inginnya menonton lampion, ya nonton lampion, bukan cari objek fotografi. Done. Ini untuk mengatasi yang katanya kamera sampai 10cm dari wajah Bhante. -____- itu mau moto apaaa.... Solusi lain adalah mengundang khusus fotografer professional khusus untuk dokumentasi acara, fotonya kemudian diunggah di internet dan free untuk didownload oleh semua orang..

Keempat, pengetatan peraturan mengenai pakaian. Meski mungkin aneh di masyarakat, tapi pembatasan pengunjung yang boleh masuk dengan berstandarkan pakaian yang pantas, rasanya lebih bijak. Ngga perlu umat Buddhist yang harus menilai pantas ngga pantasnya, semua juga tau yang pantas ke prosesi peribadatan itu gimana.

Kelima, sekalian ditutup untuk umum juga ga ada yang rugi kan?

Keenam, banyak dari pengunjung yang datang adalah untuk melihat lampion bukan, jika Pemda memang mengedepankan Waisak sebagai nilai luhur agama Buddha, mungkin Pemda bisa bersifat lebih arif dengan mendesain solusi soal lampion. Semisal, lampion sebagai simbolisme peribadatan hanya dapat dihadiri oleh para Bhante dan umat Buddhist. Penerbangan lampion untuk pengunjung dapat dilakukan di Ring 4, atau mungkin diadakan acara khusus sehari setelah prosesi peribadatan selesai.

Ketujuh, diperlukan sikap yang dewasa dari pengunjung sendiri. Jika memang mau ke pantai ya silakan pake pakaian seksi, hotpants lah, nerawang lah, ato apalah. Tapi kalo menghadiri prosesi keagamaan, meski cuma untuk nonton lampionnya, harus mampu menghargai. Masa' iya mau ke shalat Ied pake hotpants, mau nyembelih kurban pake baju nerawang, kan ga pantes.

Agama Buddha meskipun gw cuma belajar secuil dan itupun dari film-film Asia Timur, gw tau kok mereka umat Buddhist itu orang-orang yang terbuka kepada siapapun. Bhanthe yang gurunya Sun Go Kong misalnya, mana pernah dia nolak orang apalagi menghardik orang. Keberadaan lampion selain prosesi peribadatan tentunya juga untuk menunjukkan kepada masyarakat yang diperbolehkan masuk dan melihat prosesi agama mereka, bahwa mereka terbuka dan mereka ingin hidup damai. Itu saja. Apa yang terjadi kemarin tidak lebih dari kekacauan yang dibuat beberapa orang tanpa otak. Dan saya pastikan, teman-teman pembaca, ngga semua pengunjung Waisak berlaku seperti itu.Good think, good act, good result!

Well, ini hanya ide saya, jika ingin protes....inget kalian masuknya gratis, ndess.


-----------------------------------------------------------------------------------------------
~Janganlah jadi orang yang membenci karena iri~ randyatmoko, 2013.

Friday, May 3, 2013

9gag dan Buah Pemikiran

Sampai hari ini, 9gag masih menjadi website humor penyedia "fun" terfavorit saya. Soalnya, "fun" di 9gag diartiin lebih dari sekedar suka cita dan humor. Fun buat 9gag juga ngeliputin hobi, motivasi, inspirasi, rasa prihatin, bahkan solidaritas. Ini yang membuat 9gag menjadi website non-jejaring sosial paling bermakna sosial, menurut saya. Dan hari ini saya kembali menemukan sebuah quote yang luar biasa bagusnya. Dituliskan disitu, quote ini milik Mahatma Gandhi, tokoh pergerakan India. Coba dipahamin deh maknanya.






Gandhi mencoba menyederhanakan sebab musabab kehidupan, dimana semua berawal dari pemikiran manusia. Hasil pemikiran manusia, menjadi kata-kata, kata-kata menjadi perilaku, perilaku menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi nilai, dan nilai menjadi takdir. Entah kenapa ini kok sesuai dengan apa yang saya pikirkan tadi pagi, bahwa hidup itu adalah buah hasil pemikiran. Jika alur perjalanan hidup kita menurut Gandhi adalah berasal dari pemikiran, kebetulan banget sama dengan yang saya katakan dan saya tulis di profil twitter saya tadi pagi! Yeay! So, gw udah setara lah ya sama Gandhi? NO.

Menurut saya, hidup adalah buah pemikiran, bukan pencitraan. 

Ibaratkan ada seorang penjudi, yang pikirannya sudah tersusun untuk berjudi. Sedikit sedikit berbicara tentang judi, mulai dari berapa taruhannya, berapa purnya, siapa yang main, bisa parley ga, ya bla bla bla.. Kemudian akhirnya dia pasang tuh, entah pake duit siapa, bisa duit dia, duit temennya, bisa juga duit orang lain, atau bisa juga duit negara! Hiiiiiii!!  Nah setelah itu dia bisa menang, dan bisa juga kalah. Kalo menang judi, jadi ketagihan. Tapi kalo kalah, ya main judi lagi buat nutup kalahnya. Entah pake duit siapa. Yah ketagihan lagi deh. Jadi kebiasaan main judi kan? Nah karena udah kebiasaan main judi, akhirnya dia beranggapan kalo judi itu ga masalah buat dia, menjadi nilai tambah buat dia. Padahal udah nyata engga ada yang bisa kaya-kaya banget dari main judi kecuali bandar judi -____-. Dan akhirnya takdir berbicara, yang baik dibalas dengan yang baik, yang jelek dibalas dengan yang jelek. Kalah judi, duit habis, teman nagih duit yang dipake buat judi, bla-bla-bla bla-bla-bla...ribut, kacau semua.

Kok ngerti jalan hidup orang main judi? Pernah ngerasain? Ngga, cuma hidup berdekatan dengan lingkungan yang banyak orangnya main judi. Kenapa judi? Karena ini yang paling jelas nunjukin bahwa Gandhi benar. Udah banyak contohnya dan urutannya benar. Makanya Gandhi bilang jagalah pemikiranmu dalam keadaan yang positif agar hidup kamu juga berjalan dengan positif. Sekali lagi, hidup adalah buah pemikiran, bukan pencitraan!

Eh apasih kok kamu ngomong pencitraan mulu? Ikut-ikutan heboh Jokowi-Dahlan Iskan-SBY soal pencitraan? Oh engga. Meski nyerempet juga sih. Man, listen. Orang yang benar-benar baik, benar-benar bekerja, benar-benar berusaha, akan tau kalo mereka tidak perlu melakukan pencitraan agar orang lain sadar mereka orang baik. Tidak perlu mengungkit apa yang sudah dilakukan, apa yang sudah diberikan, dan apa yang sudah dikorbankan olehnya, karena orang lain bisa menilai. Nah, orang yang merasa perlu melakukan pencitraan BERARTI telah melihat bahwa orang lain mulai memandang rendah terhadap dirinya, yah emang udah rendah sih aslinya, makanya dia melakukan itu, istilahnya untuk menaikkan tingkat elektabilitas mereka di hadapan masyarakat.

"Saya sudah melakukan A, membantu B, menolong C, berkorban D, merelakan E." Contoh kalimat pencitraan.

"Kembalikan E yang sudah saya berikan!" Contoh kalimat pencitraan.

Penting gak sih elektabilitas itu di depan masyarakat? Oh penting itu, katanya bisa menambah pendukung kalo ntar kalah jadi ada yang ngedukung waktu nyerang lawan politiknya. Tapi ya buat apa? Bukankah kinerja lebih baik dari sekedar elektabilitas palsu? Bukankah lebih baik mengabdi setulus hati tanpa perlu ada yang tau apa yang kita kerjakan? Wah kalo itumah kembali ke kalimat Wallahualam bisshawab. Cuma Tuhan yang tau apa dan bagaimananya, memang susah untuk seperti itu, tapi banyak orang yang akhirnya lebih mendapat respect dengan bersikap seperti itu. Pernah lihat Pursuit of Happiness? Totalitas pada kerja yang kemudian membuatnya mencapai level tertinggi! Bukan pencitraan!

Lalu apa hubungannya pencitraan dengan bahasan Gandhi di atas?

Ibaratkan kamu adalah orang yang melakukan pencitraan, dengan berusaha terlihat baik dan santun di depan umum, meski kamu menyimpan kebobrokan diri kamu di belakang. Kamu mulai berbohong mengenai satu hal, menambah-nambahkan kebaikan diantara cerita yang kamu karang sendiri, dan membuat kamu terjebak pada pemikiran dan kata-katamu sendiri. Apa yang kemudian terjadi adalah kamu menerapkan ini di keseharian kamu, setiap berjumpa dengan orang, kamu ingin terlihat baik, terlihat rajin, dan terlihat telah melakukan sesuatu dan pantas untuk dianggap berjasa. Kemudian ketika kamu telah terjebak pada perilaku ini, menjadi kebiasaan, maka otakmu kemudian menyatakan inilah hal yang benar untuk kamu lakukan. Padahal dalam hati kecilmu kamu tau kamu salah. Namun karena kamu telah menganggap itu benar maka kamu terus melakukannya. Suatu saat nanti ketika orang-orang sadar mengenai kebobrokan kamu yang selama ini kamu sembunyikan, terjerembablah kamu ke dalam takdir yang kamu ciptakan sendiri.

Takdir yang berasal dari buah pemikiran kita sendiri.


Wallahualam bisshawab.
Salam.



How Far You Can Hold Your Principium

Dua hari di awal bulan Mei menjadi sebuah titik yang sekiranya bermakna untuk menandai momentum dalam hidup saya. 1 Mei adalah hari buruh, salah satu faktor produksi penting dalam perekonomian, bidang yang selama ini saya tekuni. 2 Mei adalah hari pendidikan nasional, kalo ini sih cuma ngerasa deket aja secara pernah magang jadi asisten konselor (guru BK). Dan di dalam dua hari ini dapet kabar yang engga enak dan mengusik batin saya, entah sebagai seorang yang berkutat di bidang sosial ataupun cuma sebagai manusia biasa.

Per tanggal 1 Mei, sebuah berita dari kampung datang mengenai pemberhentian beberapa guru di yayasan pendidikan tempat saya bersekolah dulu. Pemberhentian kerja pegawai itu biasa dalam ekonomi, namun bukan hal yang biasa di daerah sekecil itu. Apalagi dengan angka yang muncul ketika berita itu muncul. Dan apalagi dengan alasan yang muncul. Seketika dari dunia Luna Maya hingga dunia maya jadi heboh. Dan saya pun, kepo. Selidik punya selidik, sedikit lah informasi masuk, meski saya tidak berani mengambil keputusan mana pihak yang benar karena pasti ada distorsi di dalamnya.

Tujuh orang diberhentikan dari pekerjaannya. Dua distorsi pemberitaan yang muncul. Satu, permintaan kartu jamsostek. Dua, pergerakan dengan dasar solidaritas. Saya juga tidak tau mana alasan yang benar dan biarkan itu menjadi urusan yang terkait. Namun, melihat dari lini masa rekan-rekan yang "dimerdekakan" menimbulkan rasa respect yang tinggi kepada rekan-rekan tersebut. Terlebih dengan banyaknya dukungan dari adik-adik angkatan yang memang lebih mengenal mereka. Saya berpikir, jika mereka sebegininya disukai dan dihargai, lalu mengapa diberhentikan? Apakah ada etika yang dilanggar? Kriminalitas? Atau sekedar permainan politik? Saya ndak tau.

Pengkepoan pun terus saya lakukan hingga ke blog salah satu rekan yang mendapat kemerdekaan. Blognya secara terbuka dapat dikunjungi di www.basmanposeng.blogspot.com. Di situ dituliskannya keluh kesah dan kritik pedas atas apa yang ia rasa dilakukan kepadanya selama beberapa waktu ke belakang. Afgan juga memang apa yang diterimanya selama itu. Saya seperti bertanya "ini bener nih kejadian?" soalnya hampir ngga percaya hal kayagitu kejadian ke orang yang have already done very much things for the school.

Well, saya akhirnya memutuskan bahwa these people has done a very great thing. To defend what you think it is right even it gives you a bitter result.

Kebenaran memang bisa relatif selama itu ada di otak kita. Tapi kebenaran adalah sebuah fakta realitas selama itu bergulir di dunia Luna Maya.

Itu satu. Tulisan ini ada bagian dua-nya.

Jadi malam tadi saya sedikit kepo dengan permasalahan Barca yang kalah 7-0 dan kemudian jadi perbincangan hangat di dunia twitter. Dari satu akun twitter ke akun lain, hingga berujung ke salah satu akun rekan. Siapa orangnya itu tidak penting. Setelah pertandingan Barca - Bayern, saya sempat ngetwit soal kemungkinan "drama" dibalik kekalahan Barca. YA, Bayern memang superior. Tapi mengapa Barca bisa setega itu kalah di kandang sendiri dengan skor yang mencolok? 0-3?

Saya fans Madrid, tapi saya melihat kekalahan Barca dari perspektif lain. Spanyol hampir bangkrut, Catalan (negara bagian Spanyol lokasi Barca berada) pun dalam keadaan ekonomi yang "memprihatinkan". Di saat yang bersamaan Bundesliga berulang tahun ke 50. Bukankah merupakan hal yang luar biasa untuk melihat All Germany final? Dan kemudian Barca menyerah 0-3. Di kandang.

Saya kemudian berspekulasi (bukankah ini hal yang biasa bagi seseorang untuk menduga2??) bahwa Barca memang sengaja melepas laga ini. Mulai dari Messi tidak dipasang (ofisial mengatakan dia fit untuk bertanding, yg kemudian dibantah Tito). Xavi dan Iniesta ditarik di babak kedua. 0-3. Aneh kan. Terlepas dari berapa golpun yang Barca butuh, tapi stadion Camp Nou adalah rumah mereka. Dari sini saya kemudian mengeluarkan dugaan bahwa ada permainan di bawah tangan dengan menyebut "pendalang eropa" yang membonekakan Barca. Dua pihak yang paling mungkin, rumah judi, ataupun permainan politik. Tapi karena lebih asik berbicara politik ketimbang judi, saya memilih mengaitkannya dengan "kebutuhan dana segar" para poli-tikus disana.

Lantas apakah itu salah? Tidak. Tak ada yang bisa menyalahkan spekulasi. Saya bisa saja salah (dan memang kemungkinannya sangat besar), namun saya bisa juga benar (krna itu saya menyertakan hashtag - thing we dont mention in newspaper). Apakah saya bisa membuktikan bahwa saya benar? Tidak, dan buat apa. Apakah orang lain bisa membuktikan bahwa saya salah? Tidak juga.

Saya tidak keberatan jika dibilang "sok tau", karena memang spekulasi adalah buah pengetahuan, dan memang sifat manusia pasti ada ke"sok"annya. Dan apakah saya "sok tau" tentang itu? Tidak juga sebenarnya karena saya memiliki dasar pemikiran, meski saya sadari itu lemah untuk diargumentasikan. Namun ketika saya disebut sebagai pribadi yang munafik, yah panas juga lah ya. Apa hubungannya twit tentang sepakbola dengan kemunafikan? Saya semakin tidak paham dengan pemikiran rekan yg satu itu. Argumen dibalas dengan argumen. Bukan dengan hinaan, ejekan, ataupun makian. Kalau tidak mampu berargumentasi dengan baik, ya sudah tak usah berargumentasi. Diam saja.

Dan bodohnya saya saat itu adalah saya terpancing dengan hal tersebut. Saya terpancing dan kemudian menuliskan tiga tweet yang wagu di timeline. Yang intinya bilang "KALAU MASIH NGERASA PUNYA MASALAH, SINI SELESAIKAN, JANGAN CUMA DIBELAKANG NGEHINA-HINA". Maksud saya jelas, plis, kalo udah bilang selesai, ya selesai, be a man!

Namun tindakan saya dengan ngetwit begitu itu salah. Melanggar prinsip saya untuk jangan ngamuk2 di twitter. Sehingga kemudian saya alihkan amarah saya dengan menghubungkan twit saya tadi dengan sebuah film berjudul Stand Up Guys (2012) yang kebetulan cocok dengan twit tadi. Al Pacino, Walken, dan Arkin yang main. Katakanlah itu lari dari apa yang saya tuliskan di tiga twit sebelumnya, tapi saya memilih untuk menyebutnya menurunkan tensi amarah saya. Api akan melahap semua kayu bakar jika kita tidak mampu mengontrolnya, bukan?

Film ini menceritakan 3 sahabat yang ketika muda sering "nakal" bareng. Suatu saat, Walken tanpa sengaja menembak anak seorang mafia, namun entah bagaimana Al Pacino yang masuk penjara. Si mafia menyalahkan Al Pacino dan menyuruh Walken membunuh Al Pacino selepas ia bebas dari penjara, dengan ancaman jika tidak dilakukan, si mafia akan membunuh cucunya. Walken berusaha meyakinkan si mafia bahwa ia adalah manusia yang punya hati, maafkan Pacino dan sudahi semua permasalahan. Toh Pacino sudah mendapatkan hukuman. Si mafia menolak menyelesaikan permasalahan namun tidak berani berhadapan dengan Pacino yang jago.

Twit sudah keluar dan sedikit melegakan saya bahwa saya sempat masuk ke dalam KEBODOHAN untuk sesaat. Itu bukan menjilat ludah, tapi saya menghias ludah saya dengan menutupnya dengan pasir. Namun tetap, saya telah melakukan kebodohan dengan terpancing kepada hinaan orang lain. Bukankah saya punya argumen yang berdasar dan dia hanya punya hinaan yang tidak jelas serta hanya menunjukkan ketidakmampuan dia berargumen? Sekarang saya sadar dengan hal tersebut dan mungkin hanya menerapkan apa yang dikatakan Pak Bagus, "Mengapa ambil pusing dengan ucapan orang bodoh?".

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan saya sadar, Allah tidak bersama saya ketika saya sedang masuk ke dalam kebodohan tersebut. Dan inilah masa ketika saya gagal memegang prinsip saya, untuk sesaat. Semoga kedepannya saya lebih mampu untuk mengontrol emosi dalam menjalani hidup yang cuma tinggal sesaat ini.

-------------------------------------------------------------

Dua bagian tulisan di atas menjelaskan bagaimana ada satu contoh orang yang mampu memegang prinsipnya untuk mengatakan apa yang benar itu benar meski kemudian pahit yang harus dirasakan, dan satu contoh kegagalan saya memegang satu prinsip saya untuk tidak lagi ngamuk-ngamuk di twitter. Mungkin kerangka pemikiran penulisan saya masih amburadul untuk pembaca raba, dan jika memang itu yang terjadi, biarkan tulisan ini menjadi momentum bagi saya untuk memperbaiki diri.

Wallahualam bisshawab.
Salam.

Thursday, February 28, 2013

Need Some Motivation?

Okay, so what are the things you have done today? Finishing your thesis? Reaching your target? Get a new girlfriend? Doing some good things? Have you? Or you just slept all day long doing nothing. Bad for you. Time won't go back and what is the fortune of having a wasted time?

If you in need of motivation, why don't you open these videos i've found in Youtube. These videos made me cry. For God sake! It has good stories, great drama and of course, the feel that can touch your heart. Don't believe me? Think I'm lying? Check these out :D



First video comes from Korea's Got Talent show, presenting Sung Bong Choi, a homeless kid with golden dramatic voice. The video was uploaded by "inspirationbygod". Using background song "The Scientist" from Coldplay, it touched people's heart by 78.981.864 times and counting. Sung Bong Choi, no parent no home, struggling alone in his life to study the art of music. And here we see, God's work.


What is your first impression seeing Kevin going on the stage using jeans, a thick jacket, pulling jokes, and a pulling back-hat? Shit, this shit gonna shit himself on the stage. YES! HE SHIT HIMSELF! Listen the guitar and the song, see the audiences, see the judges. How they value this man's show? Great! This man is working as a chicken catcher, 60.000 chicken a day. And now he is almost in the same level as Garth Brooks!!!! Kevin Skinner, if tomorrow never comes, thanks God i've already watched your videos hahaha :D

If tomorrow never comes,
will she knows how much I love her?
Did I tried everyway and show her everyday
That she is my only one,


Well I dont want to make you cry, but this last video is the one i give my best respect, so i will not say many things about this except this is Derek Redmond in Barcelona Olympic '92.

So, have you feel kind of motivated after watching these?

There are three things I would like to tell you before you click the X on the right edge of the browser and do something meaningful for your life, they are:

1. That God, is really true, He will show you the way if you want to make it. Sung Chong Boi did it. No matter what religion he has.

2. That whatever condition you are in, believe in yourself that you can make it. Who is Kevin Skinner? A chicken catcher? Can you get a standing ovation as you are now? can you?

3. That your parent, is the best gift from God for you, and vice aversa. Don't you ever make them disappointed. Do your best.

So, to close this article, I'll show how the real peace is made of. A video by Matt Harding and the crew, Trip  the Light! Have a nice day :D



Wednesday, February 27, 2013

Iklan Demokrat :)

Awal tahun 2013 jadi waktu yang sangat berat buat dua partai politik Indonesia. Setelah presiden PKS ketangkep basah KPK saat diduga menerima suap impor daging sapi, giliran Ketum Demokrat yang resmi menjadi tersangka kasus korupsi Hambalang. Dugaan kuat atas keterlibatan ketua umum partai berlambang segitiga biru itu sudah sangat kuat semenjak Nazarudin resmi ditetapkan, juga sebagai tersangka. Entah malang dikata, sumpah pun terurai, "satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas", diucapkan Anas ketika mendengar dirinya dikaitkan dengan kasus korupsi Hambalang.

Well said.

Reaksi pun muncul, semua orang tampak terpukau mendengar ucapan yang meyakinkan ini. Siapa yang berani digantung di Monas seusai korupsi? Hanya Anas. Yah saya sih percaya Om Anas ini jenis orang yang bisa konsekuen terhadap omongannya, tapi sayangnya kan hukum kita ga mengenal gantung-menggantung. Lagian mahluk halus penunggu Monas emangnya mau berbagi tempat sama hantu kepala miringnya Anas kalo jadi digantung?

Belum harus ngebayar Dinas Kebersihan DKI Jakarta karena venue Monas jadi kotor ketika jadi ajang tontonan masyarakat luas. Dan yang bayarin, pastinya Pemerintah. Well said Anas.

Tapi itu kalo emang Om Anas gentle megang omongannya.

Loh tapi lagi, emang Om Anas udah gentle megang omongannya? Why don't we check this video showing us the Demokrat's advertisement for the 2009 election:


Anas sebagai ketua umum tampaknya udah gagal ya mencegah satu per satu bintang iklan di iklan ini masuk bui karena korupsi. Mulai dari Angelina Sondakh, kemudian Andi Malaranggeng, dan si Anas sendiri. Mungkin besok ada kabar mengenai Ibas? We don't know yet.




Angie (Angelina Sondakh), anggota DPR yang lengser keseret kasus Hambalang liwat istilah Apel Malang-nya... Sekilas mengenai Angie dari Wikipedia:
"
Pada tahun 1993, dia meraih penghargaan "Outstanding effort in maths, textile & design and scripture" Presbyterian Ladies Collage, Sydney dan "Certificate of merit in chemistry" Armidale public High School Armidale, NSW (1994) serta Juara III Puteri Ayu Manado (1995). 

Sejumlah penghargaan diraih pada tahun 1995, yaitu: Juara I dan Juara Favorit Puteri Pixy Manado; Juara I dan Favorit Cewek Keren Manado; Juara I dan Puteri Intelegensia, Puteri Kencana Manado; Juara I Puteri Pantai Manado; Juara I dan Puteri Intelegensia sebagai Puteri Simpatik Manado; Juara I Wulan Minahasa; dan Juara I, Favorit & Busana Terbaik, Puteri Cempaka Manado. Pada 1996, dia meraih Juara I Noni Sulut, Juara I lomba Pidato Bahasa Inggris se-Sulut, Juara I Lomba Debat Ilmiah se-Sulut, dan Juara I Penataran P-4 Unika Atmajaya serta Juara I Lomba Pemandu Wisata Sulawesi Utara (1997).

Pada tahun 1999, dia meraih gelar Miss Novotel Manado dan Miss Novotel Indonesia (2000) serta Puteri Indonesia tingkat Sulawesi Utara (2001). Sejumlah penghargaan tersebut kemudian menjadi bekal untuk berkompetisi pada ajang kontes kecantikan bertajuk Puteri Indonesia dam akhirnya terpilih menjadi pemenang Puteri Indonesia 2001. 

Pada 17 Agustus 2002, dia meraih Penghargaan Satya Karya Kemerdekaan dari Menteri Sosial Republik Indonesia.

 Pada pemilu tahun 2004, dia terpilih sebagai Anggota DPR Republik Indonesia dari Partai Demokrat. Dalam kepengurusan partai, dia menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat."

Banyak ya prestasinya, sayang sungguh sayang.. silau sama duit... Putri bangsa nih, sepuluh tahun berlalu ternyata bisa ngubah yang namanya putri jadi pedagang apel. Yah ga tau juga sih. Yang pasti putri sejati itu cantik luar dalam. Buat apa cantik fisik tapi hatinya bejat???


Anas Urbaningrum

Ibas, disebut-sebut terlibat, tinggal tunggu terbukti atau tidak

Marzuki Alie, bingung.

Sekarang gini aja deh, mau partai lu pilihan lu kayak apa juga, cuma manis di iklan doang.. tuh di atas bukti nyata manis di iklan, pait dalemannya :p Kali ini PKS dan Demokrat kena batunya, sebelumnya udah sering PPP, PDI-P, Golkar, dkk. Mana janji politik mereka? Mana???

Sekarang apa kita sudah boleh menyebut negara ini negara gagal? Wallahualam.

Friday, February 22, 2013

Kamu Ga Inget Po?

Pagi ini berasa beda banget, kebangun jam 4 subuh padahal tidur cuma 4 jam. Hal aneh yang hampir engga biasa. Alarm masih 1 jam lagi sebelum jadwal dia berkicau. Kecuali ayam jago milik tetangga belakang kosan, atau ayam jago milik mahluk halus, engga ada keramaian lain pagi ini. Sayang sekali kalo harus ngebuang waktu 1 jam sebelum alarm bunyi dengan ga tidur. Meski ini pemikiran anak kos yang engga bisa dibantah kebenarannya, tapi ke kantor dengan kondisi kurang tidur itu sama aja ke masjid lupa nutup aurat. Memalukan. *nguap*

Jadi, selama nunggu jadwal alarm bunyi, kerjaan kita cuma ngulik-ngulik di kasur, mencoba ngidupin lampu dan baca majalah Tempo edisi "Buruk Anas Partai Dibelah" tapi engga sampe 2 artikel sudah orgasme malasnya. FYI aja, si Anas mau nuntut Tempo untuk "pemberitaan yang berat sebelah" terhadap dirinya merujuk pada kasus korupsi proyek Hambalang. Well, wallahualam. Ketimbang ngurusin politik yang udah ada "grand design"-nya itu, kita teh milih untuk sliweran nonton Youtube.

Udah mau jam 6 ketika salah satu anak kosan nyetel keras-keras lagu kampret berjudul Don't You Remember dari Adele. Penyanyi super yang sukses meningkatkan elektabilitas dan kredibilitas para artis-artis twitter yang mengedepankan kegalauan sebagai tren masa kini. Di luar itu semua, lagu Adele memang sangat sangat bikin galau. Maka dari itu, ga kebayang kalo suatu saat Adele dan penyanyi semcam Taylor Swift bikin lagu bareng. Asal engga sama Rihanna atau Beyonce aja, ntar Adelenya engga kuat diajak joged. :p


Adele bilang begini ke The Sun waktu ditanya mengenai lagu ini:

"You know when you forget why you loved someone? I was just thinking about how my entire body would just shiver if my ex touched me to say hello. It's sad when you can't remember why you loved someone."

Banyak dari lagu Adele yang katanya dia sih, katanya, terinspirasi dari mantan cowoknya yang dulu pernah berhubungan sama dia. Adele memang bisa jadi salah satu contoh orang yang bisa mengangkat kegalauan menjadi sebuah proses kreatif yang well, lets said "profitable". Ketimbang ngegalau cuma buat nambah-nambahin follower yang juga ngegalau atau sekedar biar dikasihanin orang. Good job Adele.

When will I see you again?
You left with no goodbye, not a single word was said,
No final kiss to seal any sins,
I had no idea of the state we were in

I know I have a fickle heart and bitterness,
And a wandering eye, and a heaviness in my head

But don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more

When was the last time you thought of me?
Or have you completely erased me from your memory?
I often think about where I went wrong,
The more I do, the less I know

But I know I have a fickle heart and bitterness,
And a wandering eye, and a heaviness in my head,

But don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more

Gave you the space so you could breathe,
I kept my distance so you would be free,
And hope that you'd find the missing piece,
To bring you back to me

Why don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more

When will I see you again?  

Banyak orang ketika ditanya, kenapa si kamu suka sama dia? kenapa si kamu sayang, cinta, rela berkorban, dan rajin menabung buat dia? kenapa? Apa alasannya? jawaban yang menurut saya paling banyak keluar adalah "engga tau". Atau emang udah naluri orang untuk berkata seperti itu. Mayoritas orang suka ke lawan jenis biasanya sih karena fisik. Entah karena wajahnya cantik atau bodynya yang waw. Baru dari setelah itu orang akan ngamatin yang namanya tingkah, sikap, dan kelakuannya. Makanya ada istilah dari mata turun ke hati.

Apapun alesan orang untuk mencintai seseorang, ketika waktu berjalan, percaya engga percaya, mereka bakal lupa alesan mengapa mereka suka ke orang tersebut. Karena semua alesan mengenai wajah cantik/tampan, body aduhai dkk, akan terganti oleh keinginan untuk memiliki orang tersebut. Karena keinginan itu sangat abstrak, orang yang tetiba ditanya mengenai hal itu akan gagap dan kemungkinan besar menjawab dengan jawaban seperti anaknya baik, agamanya baik, atau malah engga tau. Sangat umum. Kalo menurut gw, alesan sayang itu ya karena adanya rasa ingin memiliki dan terus bersama. Terlepas dari segala macem urusan fisik dan mental, kekuatan keinginan yang abstrak ngebuat kita jadi lupa, apa alesan itu sebenernya. Karena emang engga ada, alesan itu engga pernah ada, karena itu bukan alesan, melainkan sebab.

#sayaenggatausayangomongapa

And when comes the right time to meet her, the only think i want to ask is don't she remember the reason to love me, or have you erased all the memories about us?

Salah satu lagu Phil Collins juga bisa bikin tambah galau pagi ini. Silakan menikmati, Against All Odds.



Dan sukses sudah anak kosan ngebuat gw galau dengan persembahan satu lagu dari Adele, Kamu Ga Inget Po?

Monday, February 18, 2013

Good Luck, Bro!

Beberapa hari ini seperti kehilangan yang namanya ide buat nulis. Sudah sangat stuck dengan ide-ide yang basi. Mau nulis soal cinta, orang nyibir gw alay. Mau nulis tentang keseharian gw, dicibir lagi ih macam anak kecil aja disangka diary kali ya?. Well, itulah apa yang namanya kalo dibilang, kalo kita selalu dengerin apa yang orang bilang tentang kita, kita jadi pesimis dengan apa yang sebenernya bisa kita lakuin. Semisal kita mau nulis tentang masalah perasaan, iya gw tau tulisan semacam itu agak kurang pantes buat ditulis oleh seorang LAKI di blog pribadinya, tapi mungkin itu bisa buat jadi pembelajaran buat temen yang lain. Mungkin lho. Soalnya bisa jadi malah jadi bahan hinaan HAHAHAHA!

Jadi buat tulisan hari ini, gw mau ngucapin selamat wisuda untuk 2 anak kos Satria Muslim aja dah. Semoga semakin sukses ke depannya.

Well, selamat wisuda untuk Riau Marbinta S., S.Tp dan Bintar Prakoso, S.T. Wish you all the luck in the world bro!


Gaya tahun 80an banget si Ucok ini, gaya "engga sadar kamera".


Gw and Andra segera nyusul S.E dan S.Tp bang!

Tuesday, February 12, 2013

Ainun, S.Pend., S.Kat.

Biasanya kalo liat tulisan orang tentang ortunya yang lagi ulang tahun, tulisannya pake nada terharu gitu, yang bisa ngebuat orang lain sampe nangis bombay ngebacanya. Tapi udah lewat jaman yang begituan. Udah lewat masanya orang begitu. Ini saatnya buat tulisan yang bikin orang ketawa ngakak akibat baca tulisan mengenai orang tua saya nyang lagi ulang tahun hari ini, 12 Februari 2013.

Nyokap saya bernama lengkap Ainun. Tanpa ada nama tengah, tanpa ada nama belakang. Kecuali dulu emang gw kurang kerjaan nambahin nama Siti di depan nama Nyokap. Menjadi Siti Ainun. Dulu mah ngertinya kalo Siti itu nama Arab buat cewek, semacam Siti Khadijah R.A dan Siti Aisyah R.A. Bah ternyata gw salah, Siti adalah panggilan untuk wanita yang dihormati dalam bahasa Melayu. Tapi okelah selama artinya bagus. Gimana engga bagus coba, pemilik nama Ainun itu rata-rata orang besar men. Contoh yang pertama istrinya Pak Habibie, juga namanya Ainun, bro! Nah keinget kan, dibalik pria yang sukses terdapat wanita yang hebat! Yah contohnya semacam Bu Ainun Habibie ini, gimana beliau caranya mendukung Pak Habibie hingga mampu sampe jadi seperti sekarang. And, contoh yang kedua ya nyokap gw ini :p

Nyokap gw lahir tahun 1964 sebagai wanita bersuku Sunda-Betawi. Jadi, udah kebayang kan gimana sifatnya? Cantik karena orang Sunda, lumayan cerewet juga karena keturunan Betawi. Tapi puji Tuhan kecerewetan beliau juga yang bikin gw jadi seperti ini sekarang. Meski Bokap-Nyokap cuma lulusan SMA, tapi beliau pengen semua anaknya punya gelar Sarjana. Dua udah berhasil, sekarang tinggal gw yang harus menuntaskan misi tersebut. Hahaha! Siap Kapten!

Meskipun Nyokap cuma lulusan SMA, tapi gw mau kasih gelar Sarjana buat Nyokap gw. Pertama, gelar Sarjana Pendidikan, disingkat S. Pend. Mengapa? Karena udah mampu ngedidik anak-anaknya sampe ke level segini. Anak pertamanya sarjana, anak keduanya sarjana, insyaAllah anak ketiganya jadi Professor. Gelar yang kedua S. Kat. Singkatan dari Sarjana Katering. Yak, Nyokap pinter masak dan sekarang punya usaha katering di rumah. Meskipun kecil-kecilan, tapi udah sangat cukup buat ngebantu Bokap ngebiayain kuliah anak-anaknya (Y). Nyokap bisa masak dari makanan berat sampe makanan ringan. Tapi Nyokap belum bisa bikin Bika Ambon :(. Tiap kali bikin Bika Ambon malah jadinya Martabak -____-. Semangat Bu (-_-)9

Nyokap gw gapteknya parah. Pernah suatu ketika gw lupa matiin komputer terus pergi main. Kompie nyala sampe mau magrib dengan kondisi musik yang masih main. Nyokap engga tau cara matiinnya, jadi dipencet aja monitornya, speaker di off, kabel dicabut. Ok. Untung kompie engga kenapa-kenapa. Cuma sekarang suka merenung sendiri di pinggir jendela.

Hape nyokap gw sekarang adalah Samsung Galaxy Mini. Dan buat lu tau aja, nyokap engga tau cara matiin itu hape begimana. Cara nyilent tu hape aja nyokap engga tau caranya gimana. Alhamdulillah nyokap masih bisa ngirim SMS. Berharap suatu hari Nyokap punya akun twitter dan ngeretweet gw, "Heh gimana skripsi lu?"

 Nyokap pose bareng bokap and cucu

 Nyokap pas nganter kakak kedua wisuda.

Suatu hari nyokap pernah marah sampe mau ngusir gw dari rumah gegara gw minta uang 500 perak buat jajan. Sekarang malah nawar-nawarin, mau jajan ga? mau jajan ga? Hahahaha :D

Great Mother Comes Great Man, Love You, Ibu :D

Thursday, February 7, 2013

Against an Odd

Orang bijak selalu bilang kalau kegagalan adalah sebuah bentuk kesuksesan yang tertunda. Entah itu dalam pendidikan, karir, ataupun mungkin masalah cinta. Dalam segala hal lah intinya. Ibarat kata, jika kali ini kita gagal dalam melakukan sesuatu, percayalah kalau suatu saat kita akan berhasil melakukan hal lain yang akan punya makna lebih baik dari apa yang gagal kita lakukan hari ini. Yah, itulah kata orang bijak jaman dahulu kala.

Sudah berapa kali sih kamu gagal dalam membina hubungan dengan seseorang? Satu, dua, tiga kali? Atau mungkin berkali-kali. Yah mungkin ada juga orang di usia saya yang masih belum juga berhasil menemukan orang yang tepat untuk dirinya. Terkadang saya juga iri dengan mereka yang mampu membina hubungan hingga bertahun-tahun. Apa ya resepnya? Apakah mereka ga ngerasa bosan? Kalau sudah menikah si itu urusan yang berbeda, ini kan belum sampai tahap kesana. Toh ya kalo cerita miring tentang mereka yang berhubungan hingga bertahun-tahun juga engga sepi dari berita selingkuh lah, bosan lah, WIL lah, PIL lah, #ups.

Anyway, saya pernah berhubungan dengan seseorang hingga cukup lama, hampir 4 tahun. Juga engga mulus seperti kulit bayi. Banyak juga namanya berantem, namanya rasa bosan dkk. Tapi ya mungkin namanya udah ngerasa cocok sama yang itu, ya makanya bisa balikan lagi, putus lagi, terus ntar balikan lagi. Dan ujung-ujungnya putus juga. Gagal satu. Untung belum sampai pada level cinta mati ya (-_-)a, engga tau deh apa jadinya kalo udah sampe level segitu. Hahaha.

Hubungan terlama saya di peringkat kedua cuma bertahan setahun sebulan. Sebenarnya ini sih udah ngerasa cocok juga, Ngobrol udah asik, engga ada beban, dari mau cerita yang positif sampe yang negatif tentang kita berdua. Artinya udah ga ada rahasia-rahasiaan. Kalo si pujangga Kahlil Gibran pasti bilangnya "Inilah aku apa adanya aku, untuk kamu, pujaan hatiku". Ga usah anggep saya alay ya! Saya juga tau kalian begitu sama pacar kalian :p Hahaha.. nah mantan pacar saya yang ini juga udah yang namanya sempet ketemu sama ortu sewaktu ngehadirin wisuda kakak saya.

Well, diantara sekian kali saya pernah berhubungan dengan mahluk Tuhan yang paling cantik berspesies wanita itu, belum ada sepertinya yang berlabel sukses. Hahaha. Saya mengartikan sukses sebagai keberhasilan membina hubungan baik lho, bukan berarti sampai sukses sampai ke level di atas pacaran, engga.

Kata orang, semua itu mungkin lebih dikarenakan kita yang masih berkutat dengan jiwa muda kita masing-masing. Ada jiwa muda yang tertarik untuk enjoy menikmati hubungan dengan pasangan dalam waktu yang lama, cenderung lebih setia, dan pastinya, toleran. Ada juga jiwa muda yang engga terlalu tertarik untuk serius menjalani hubungan, biasanya lebih cuek, dan pastinya lebih cepat bosan. Hati-hati diselingkuhin ya :p

Phil Collins dalam Against All Odds,

"How can I just let you walk away,
just let you leave without a trace
When I standing here taking every breath with you, ooh
You're the only one who really knew me at all

How can you just walk away from me,
when all I can do is watch you leave
Cos we've shared the laughter and the pain,
and even shared the tears
You're the only one who really knew me at all

I wish I could just make you turn around,
turn around and see me cry
There's so much I need to say to you,
so many reasons why
You're the only one who really knew me at all

So take a look at me now,
'cos there's just an empty space
And there's nothing left here to remind me,
just the memory of your face
Take a look at me now,
'cos there's just an empty space
But to wait for you,
well that's all I can do and that's what I've got to face
Take a good look at me now,
'cos I'll still be standing here
And you coming back to me is against all odds
That's the chance I've got to take" 

Berharap sih, kalo suatu hari nanti, kisah ini akan jadi lebih baik. One day. One day.

Teringat sebuah ucapan dari guru sejarah SMA saya, dia bilang, "jangan cintai mereka dengan berlebihan, berikan hanya apa Tuhanmu cintamu seutuhnya, karena Dia lah yang akan selalu ada untuk kamu, dan bukan mereka".

Suatu hari, kita bersama orang yang kita cintai,

http://s5.favim.com/orig/51/up-romance-love-romantic-Favim.com-559357.jpg 

Dan suatu hari dia juga akan pergi.

Tapi selalu ada mereka yang mampu mengisi hari-harimu,

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifFiScYF6EqVGoDVYMOMS7rEthzJMW8zSJJ0UOGunPyNWW0ysxL6R7lNW-_LenqmpC-2l8pqVOhvwVd7gS8AB7g9M_hBZjLTiLXq6mpZrUOY1zBCCNxthsf1tyukDZx46ZLELYBi9ungcD/s1600/UP22.jpg

Dan itu akan lebih berarti. 

Terima kasih telah membaca, have a nice day :D

Sunday, February 3, 2013

Avanza's Day

Ga berasa waktu berjalan begitu cepat. Masih berasa asin di ingatan saya, nari-nari sambil nyanyi Mars FEB atau apalah itu namanya di plaza fakultas di masa ospek maba bareng kelompok Cirebon. Masih berasa kuliah 6 SKS-nya Pak Samsubar yang ngeri-ngeri horror penuh komedi. Sampe sekarang udah sangat layak disebut sebagai mahasiswa tua. Yak setua penampilan saya dengan kumis dan janggut. Ga kurang-kurang yang manggil saya bapak, dan om. Ga kurang-kurang juga yang menyangka saya anak S2, bersyukur yang anggap saya S3 engga ada.

Dan nikmat terbesar bagi mahasiswa tua tingkat akhir adalah, proyek skripsi. dan (lagi) ketika saya mandeg dengan penulisan skripsi itu, lahirlah tulisan ini.

Ini masanya liburan kuliah, tapi karena masih ada kerjaan di kantor, plus target proposal skripsi acc, saya memutuskan untuk ga pulang ke haribaan Bumi Lampung. Tapi namanya libur, ya libur, bukan saatnya untuk ngoyo. Maksudnya, kerjaan jalan, hiburan juga jalan. Harus seimbang. Meski kenyataannya ya lebih banyak liburnya ketimbang kejar tergetnya :p!

So, entah per tanggal berapa, muncul ide entah dari mana si Ari dan Nezar nyewa mobil untuk caw jalan-jalan tanpa tujuan. "Udah ikut aja, tempatnya asyik" ujar Nezar, nama panjangnya Nebukadnezar. Yaudah saya dipaksa membayar iuran sekian puluh ribu rupiah. Ariantono Amanza, yang punya ide, udah guling-guling di jemuran nyari orang yang mau ikut jalan. Berkat aksi akrobatik guling-guling itu, komplit sudah orang yang jadi berangkat. Sepuluh orang. 10. Ten. Yak. Satu mobil Avanza diisi 10 orang. Formasi 4-4-2. Padahal Avanza normal full diisi 8 orang formasi 3-3-2. Maklum biasa naik angkot, kini Avanza benar-benar mampu menjawab tantangan MOBIL SEJUTA UMAT.

Sekian jam perjalanan, diisi dengan cerita hantu dan murid kencing berlari, akhirnya membawa kami ke sebuah pantai di Selatan Jogja. You bet, ini pantai kalo malem engga kalah sama Sanurnya Bali. Iya, engga keliatan apa-apa. Tapi karena sinar bulan yang terang dan kebetulan kami membawa Sailormoon bernama Taunk, lumayan bisa keliatan ombak gede dan batas pantai yang keren terkena cahaya bulan. Yeah. Dan apa lagi yang bikin heboh adalah, ini pantai bersih sangat. Bersih sangat. Malah bisa dibilang lebih dari Sanur dan Kuta. Cuma pamor aja yang kalah. You ask the name of it? Indrayanti.

Sekian jam di pantai itu, diisi foto-foto meski entah apa yang mau difoto lantaran gelap. Yang mau narsis ya bolehlah pinjem kamera canggihnya si Ucok. Saya bawa bebe dan berhasil jepret satu foto. Lantaran (lagi) gelap, dan flash BB engga kalah sama petromak keabisan spiritus. Berikut foto yang berhasil kejepret.


Dan itulah foto audisi lelaki El-Men 2013 di pantai Indrayanti, dari kiri ke kanan, Agen H, Agen B, Agen A, Agen J, dan Agen T. Jangan tanya mengapa saya ga ada di dalam foto itu. Aib.

Dan karena Taunk harus segera kembali ke kampus untuk urusan skripsinya, kunjungan ke Indrayanti pun harus diakhiri dan kembalilah kami ke Jogja Kota.

Besoknya, meski ga ada rencana mau kemana, berangkatlah kami, Westlife of Satria Muslim, untuk menunaikan tugas suci. Ngajak jalan-jalan Bos Andra Novriza Akadika Sumarno yang baru aja berulang tahun ke 21. Mahasiswa Teknik Pertanian dengan minat Energi dan Mesin Pertanian (*detail biar si Andra puas) yang sudah punya pacar ini ngambek lantaran engga ikut acara ke Indrayanti kemarin. So well, hari ini berangkat buat Bos Andra. Ga tanggung-tanggung. Tujuan hari ini ke Mandingan. Bos Andra mau belanja kulit, katanya Maret nanti dia exchange, ke Suriah.

Di Mandingan, semua harapan langsung buyar, rencana saya juga mau ikutan beli tas kulit buat main ngeceng kemana gitu kan jadi engga kolot. Cool dan berwibawa, semacam Barack Obama dari Indonesia. Namun semua harapan itu buyar diterpa ombak Pantai Indrayanti. Harganya diatas 200ribu. Uang di dompet cuma 52ribu. Yah lumayan masih ada faktor angka 2 di dalamnya. Oke. Tutup harapan. Entah kapan ke Mandingan lagi.

Jadi tujuan akhir ke Depok. Makan Seafood. dan foto-foto.Beli ikan di pasar ikan Depok, beli udang di pasar ikan Depok, beli kerang di pasar ikan Depok, beli kepiting juga di pasar ikan Depok. Pasar ikan Depok, tempat belanja anda dan keluarga!

Di pasar ikan Depok ini, teman-teman bisa menemui banyak wanita. Dari yang masih piyik, sampe yang sudah uzur level 3. Juga banyak jenis ikan, dari yang bercangkang (bukan ikan) sampai ikan jadi-jadian (boneka ikan). Yah banyaklah, mending kesana deh. Nah, ikan yang dibeli di Pasar Ikan Beringharjo ini, bisa minta dimasakin sama orang sana. Ada orang-orang yang nawar2in. Atau bisa juga langsung cari spot di pinggir pantai (engga pinggir amat juga si)  supaya bisa sambil liat cewek yang lagi pake hotpants sambil makan. Beruntung kalo ada yang bening liwat.

 Sampel pedagang di Pasar Ikan Depok. Dari kiri ke kanan, Cumi, Udang, Kerang Hijau (engga cuma kolor ijo aja kan ada kerang ijo juga -___-), Plastik.

 Andra Novriza Akadika Sumarno

 Bintar Prakoso dan Arianto Amanza di Parang Kusumo

 Udang goreng tepung, Cakalang bumbu kecap, Kerang bumbu cabe, Cumi bumbu micin, Kerapu diancurin, dan Udang ditepungin.

 The Beatless

Orang nyasar nanya alamat.

Untuk sementara baru foto ini aja yang bisa dishare. Sementara yang lain nunggu diedit. No offense. Ga ada diantara kami yang tampan. Kami cuma, berkelas.

The Author

My photo
God gives you two ears so we can listen not only from one side. There are many perspective, point of view, and argument that can give you insights! Perhaps! Happy reading!
Muhamad Hasan Putra

Perumahan 1. Pt. GPM
Block F. 040
Bandar Mataram, Lampung Tengah
Lampung
34169

muhamad.hasan.putra@gmail.com

FB : Muhamad Hasan Putra

Twitter : @putrahasan