“Perilaku Interpersonal Kerja ” PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Bab 1
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas semua nikmat yang telah diberikan kepada penulis, keluarga penulis, para rekanan, baik di Sugar Group Companies maupun di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda M. Ass’at Ass’arie dan Ibunda Ainun, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat waktu. Juga kepada Bapak Ayi Ahadiat selaku dosen pembimbing mata kuliah Perilaku Organisasional, atas semua bantuannya selama satu semester mata kuliah ini dilaksanakan.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Fariz Muzakki, Esti Maharini dan Najmah Faradiba, yang telah bersama-sama melaksanakan wawancara demi terselesaikannya tugas ini. Tak lupa, terima kasih juga penulis sampaikan untuk Bapak Sugeng Suwoto, Junior Operational Manager Human Resource Representative, dari PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang telah meluangkan waktu untuk menjadi narasumber dari penelitian ini.
Besar harapan penulis, makalah ini dapat menjadi sebuah tugas akhir yang memberikan pencerahan baik kepada penulis maupun kepada pembaca makalah ini.
Yogyakarta, 2 Januari 2011 |
Muhamad Hasan Putra |
Bab 2
Latar Belakang
Makalah ini ditulis sebagai bentuk penyelesaian tugas akhir mata kuliah Perilaku Organisasional yang diasuh oleh Bapak Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., setiap Jumat pukul 13.30-16.00 WIB di ruang U203 FEB UGM. Materi yang diambil adalah Perilaku Interpersonal Kerja dengan perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Hubungan interpersonal antara karyawan dan perusahaan menjadi semakin penting peranannya semenjak Good Corporate Governance (GCG) naik pamor. Selain itu, perubahan cara pandang dari perusahaan yang hanya profit oriented menuju perusahaan dengan konsep 3P, profit, people, dan planet, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hubungan antara pekerja dan perusahaan.
Beberapa bentuk hubungan interpersonal baik antara sesama pekerja dan perusahaan adalah bentuk cooperation dan trust. Kooperasi atau dalam hal ini dapat diartikan sebagai sebuah kerja sama dari berbagai individu, kelompok, dan juga organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan trust, atau kepercayaan, mengacu kepada tingkatan kepercayaan terhadap sesuatu (dalam hal ini terhadap sesama pekerja dan perusahaan).
Pentingnya hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk memilih topik ini sebagai tema tugas akhir untuk mata kuliah Perilaku Organisasional.
Bab 3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah (tugas akhir) ini adalah:
1. Mengetahui bentuk-bentuk kooperasi dan trust sebagai bentuk perilaku interpersonal yang ada pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2. Mengetahui cara-cara atau bentuk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. mendapatkan dan menjaga bentuk dari kooperasi dan trust sebagai bentuk perilaku interpersonal dari pekerja
3. Menyelesaikan kewajiban tugas akhir mata kuliah Perilaku Organisasional.
Bab 4
Permasalahan
Permasalahan yang ada dan akan coba diselesaikan dalam penulisan ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk kooperasi dan trust yang ada dalam PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. ?
2. Bagaimanakah cara PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. mendapatkan dan menjaga kooperasi dan trust dari pekerjanya?
3. Adakah alternatif solusi yang dapat ditawarkan sehubungan dengan keadaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. sekarang?
Bab 5
Profil Perusahaan dan Narasumber
A. Profil Perusahaan*
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (selanjutnya disebut TELKOM) adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.
Sampai dengan 31 Desember 2009, jumlah pelanggan TELKOM telah tumbuh sebesar 21,2% atau menjadi 105,1 juta pelanggan. TELKOM melayani 8,4 juta pelanggan telepon tidak bergerak kabel, 15,1 juta pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel, dan 81,6 juta pelanggan telepon seluler.
Sampai dengan 31 Desember 2009, sebagian besar dari saham biasa TELKOM dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham publik. Saham TELKOM diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa tercatat). Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2009 adalah Rp9.450 dengan nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2009 mencapai Rp190.512 miliar atau 9,43% dari kapitalisasi pasar BEI.
Untuk menghadapi tantangan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan mobilitas dan konektivitas tanpa putus, TELKOM telah memperluas portofolio bisnisnya yang mencakup telekomunikasi, informasi, media dan edutainment (TIME). Dengan meningkatkan infrastruktur, memperluas teknologi Next Generation Network (NGN) dan memobilisasi sinergi di seluruh jajaran TELKOM Group, TELKOM dapat mewujudkan dan memberdayakan pelanggan ritel dan korporasi dengan memberikan kualitas, kecepatan, kehandalan dan layanan pelanggan yang lebih baik.
Pada tahun 2009, laba bersih konsolidasian TELKOM sebesar Rp11.332,1 miliar meningkat 6,7% dibanding tahun 2008 atau 100,8% terhadap target tahun 2009. Sementara itu margin laba bersih TELKOM sebesar 17,5% di tahun 2009 yang merupakan pencapaian 105,4% terhadap target margin laba bersih.
Prestasi keuangan tersebut didukung oleh kinerja operasional TELKOM yang solid. Saat ini TELKOM melayani 105,2 juta pelanggan, dari bisnis seluler, telepon tidak bergerak dan telepon tidak bergerak nirkabel. jumlah tersebut merupakan pencapaian 106% terhadap target perusahaan. Penambahan pelanggan TELKOM dipimpin oleh bisnis seluler yang bertambah 16,34 juta pelanggan atau pencapaian 162% terhadap target perusahaan tahun 2009.
*Sebagaimana dikutip dari website resmi TELKOM, www.telkom.co.id, dengan perubahan seperlunya.
B. Profil Narasumber
Peninjauan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dilakukan dengan teknik wawancara dengan manajer terkait. Dari hasil permintaan izin terhadap PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. didapatkan izin untuk melakukan wawancara terhadap Bapak Sugeng Suwoto, dari departemen sumber daya manusia terkait.
Bapak Sugeng Suwoto telah bekerja selama 27 tahun di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. sejak tahun 1983 hingga saat ini. Beliau telah ditempatkan di berbagai kota di Indonesia seperti Balikpapan, Ambon, Manokwari, Jayapura, dan Palembang. Berbagai posisi dan departemen telah beliau tempati. Departemen tersebut diantaranya adalah Financing, Marketing, Public Relation, Logistic, dan kini ditempatkan di departemen Human Resource sejak tahun 2000.
Bab 6
Pembahasan
A. Definisi Kooperasi dan Trust
a) Kooperasi
Kooperasi adalah sebuah bentuk hubungan saling menguntungkan antar individu, kelompok, maupun organisasi, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yang mungkin akan susah untuk dapat dicapai ketika hanya dilaksanakan secara individual.
b) Trust
Trust adalah tingkat kepercayaan seseorang terhadap sesuatu, baik tindakan, individu lain, ataupun organisasi.
Trust secara mendasar dapat dibedakan menjadi 2. Trust yang pertama adalah Calculus Based Trust, yaitu trust yang didasarkan pada ketakutan akan hukuman atau denda dari orang lain.
Jenis trust yang kedua adalah Identification Based Trust, trust yang didasarkan pada pemahaman terhadap keinginan pihak lain.
B. Kooperasi dan Trust PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Cabang Yogyakarta adalah kantor cabang perwakilan. Human Resource Department (HRD) atau Departemen Sumber Daya Manusia di kantor TELKOM ini adalah representatif atau perwakilan TELKOM pusat di Jakarta. Oleh karena itu, HRD Yogya tidak berwenang membuat kebijakan, namun melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan dari kantor pusat TELKOM.
Bentuk-bentuk kebijakan berkenaan dengan para pegawai TELKOM telah banyak mengalami perubahan seiring dengan perubahan yang juga dialami perusahaan ini. Mulai dari bentuk perusahaan dari bentuk perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum), hingga sekarang menjadi perseroan terbatas (PT). Perubahan juga dialami pada bentuk yang awalnya terteutup hingga kini menjadi perusahaan terbuka setelah melakukan initial public offering (IPO) namun sebagian besar sahamnya masih dikuasai Pemerintah NK Republik Indonesia.
Perubahan yang sama juga diterima oleh kantor cabang TELKOM. Setelah sebelumnya disebut sebagai kantor wilayah TELKOM, kemudian menjadi kantor divisi, dan kini menjadi kantor cabang yang telah di-empowering oleh kantor pusat. Empowering terhadap kantor pusat ini juga didasari perubahan sistem yang dulunya sentralisasi menjadi lebih desentralisasi. Dengan adanya berbagai perubahan ini diharapkan, pegawai TELKOM bisa lebih maksimal dalam mengerjakan pekerjaannya.
Dalam kunjungan wawancara ke kantor cabang PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. kantor cabang Yogyakarta, Bapak Sugeng Suwoto, menyatakan ada beberapa kebijakan yang berkaitan dengan kooperasi dan trust karyawan TELKOM. Misal, untuk meraih kinerja kooperasi maksimal yang dapat diberikan pegawai pada perusahaan, TELKOM secara khusus menyediakan sarana pendidikan bagi yang memiliki keinginan dan berkompetensi.
Pendidikan yang dimaksud dimulai dari jenjang strata 1, strata 2, dan hingga strata-3, tergantung kemauan dan kompetensi pegawai. Selain itu, TELKOM juga memiliki sekolah khusus bernama STT TELKOM. Sekolah ini khusus mendidik calon pegawai TELKOM yang secara langsung dididik ilmu yang berkaitan dengan telekomunikasi, dan bidang-bidang lain yang relevan, missal manajemen dan keuangan, pemasaran, hubungan dengan masyarakat, dll. Selain itu, TELKOM juga secara langsung aktif menerima lulusan-lulusan terbaik dari perguruan tinggi terbaik di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjajaran.
Selain memfasilitasi pendidikan bagi pegawai, TELKOM juga menyediakan pelatihan-pelatihan khusus. Pelatihan ini jumlahnya sangat banyak, berkisar di antara 200-300 jenis pelatihan. Pelatihan ini terutama di bidang teknologi informasi, teknologi komunikasi, marketing, dan juga supporting department seperti keuangan, sumber daya manusia, maupun logistik. Pelatihan ini memang perlu dilakukan mengingat kemajuan teknologi terutama di bidang informatika dan telekomunikasi sangat pesat, bahkan di setiap triwulan, sudah ada produk (gadget) baru yang harus bisa terhubung dengan produk TELKOM.
Dengan difasilitasinya pendidikan dan pelatihan karyawan untuk mendapatkan level kooperasi yang berimbang dengan karyawan, perusahaan juga menerapkan sistem pembayaran yang berimbang. Yaitu dengan sistem remunerasi yang jelas dan adil, serta pengutamaan pada kesejahteraan pegawai. Hal ini kemudian berkaitan dengan usaha perusahaan mendapatkan trust dari pegawainya. Untuk hal ini, telah dibuktikan dengan diraihnya penghargaan dari majalah SWA sebagai perusahaan yang paling dicari oleh tenaga kerja untuk tahun 2010.
Setiap pegawai TELKOM telah dilengkapi dengan SJM atau Standard Job Manual, atau panduan pekerjaan yang harus dilakukan beserta kompetensi yang dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut (man-specs dan job-specs). Hal ini memudahkan manajer untuk mengetahui hak dan kewajiban antara pegawai dan karyawan, agar kemudian tidak terjadi hal-hal seperti konflik yang tidak diperlukan (seperti diketahui bahwa beberapa jenis konflik dibutuhkan untuk menumbuhkan kreativitas, inovasi, dll.).
Selain melakukan hal-hal di atas, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Jogjakarta, juga berusaha menjaga tingkat kooperasi dan trust pegawainya dengan melakukan kegiatan bersama di luar aktivitas kerja. Kegiatan tersebut dinamakan IBO yang merupakan singkatan dari Iman, Budaya, dan Olahraga. Misalnya, setiap hari Minggu diadakan kegiatan seni Karawitan, setiap hari Jumat dilaksanakan senam bersama, dan setiap bulan dilaksanakan siraman rohani sebanyak 2-3 kali. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengakrabkan pegawai dan mencegah konflik antar pegawai yang tak perlu.
Selain berusaha menggapai trust dari pegawai dengan sistem remunerasi dan pengutamaan kesejahteraan pegawai, perusahaan juga berusaha meningkatkan semua itu dengan melakukan perhitungan Employee Satisfaction Index (EPI) yang digunakan untuk menghitung kepuasan dan kepercayaan terhadap perusahaan, baik dari pekerjaan yang dilakukan atau dari sistem lainnya yang berhubungan dengan pegawai.
Komunikasi antara pegawai juga dijaga dengan melakukan kegiatan yang bernama Patriot 135. Pada setiap Rabu pagi, semua unit berkumpul di tiap kepala unit masing-masing untuk berdiskusi menyampaikan jika ada masukan dan usulan dari pegawai baik terhadap operasional perusahaan maupun non-operasional.
Narasumber juga menyatakan bahwa tidak ada permasalahan berarti selama ini dalam lingkup perilaku interpersonal kerja antara pegawai dan perusahaan. Semua sistem bekerja dengan baik dan menghasilkan hasil yang sesuai dengan harapan pegawai dan perusahaan. Meski perusahaan berulang kali mengganti sistem dan bentuknya, namun karena budaya perusahaan dan visi misi perusahaan yang jelas dan dapat dipahami dengan mudah, konflik-konflik interpersonal, baik secara individu dengan pegawai lain dan dengan perusahaan bisa dicegah.
Bab 7
Simpulan, Saran, dan Solusi
Simpulan yang bisa diambil dari hasil peninjauan berupa wawancara terhadap HR Representatif PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Cabang Yogyakarta adalah:
· PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. telah berusaha sebaik-baiknya meraih kooperasi dan tingkat trust yang tinggi dari pegawai, baik dengan memfasilitasi pendidikan dan pelatihan karyawan, maupun dengan sistem remunerasi dan pengutamaan terhadap kesejahteraan pegawai.
· PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. telah berusaha dengan sebaik-baiknya menjaga dan meningkatkan kooperasi dan tingkat trust karyawan dengan melaksanakan kegiatan seperti IBO, serta mempermudah komunikasi antara pegawai dengan perusahaan melalui kegiatan seperti Patriot 135.
· PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. secara berkala mengukur tingkat kepuasan pegawai terhadap perlakuan perusahaan terhadap pegawai, dengan harapan dapat meningkatkan kepuasan pegawai secara berkelanjutan.
Oleh karena tidak diketemukannya bentuk permasalahan apapun berdasarkan keterangan narasumber, maka tidak ada solusi dan saran yang dapat ditawarkan. Hal ini juga mengingat bahwa sistem yang ditetapkan oleh Departemen Sumber Daya Manusia PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. telah berjalan dengan baik seseuai dengan yang diharapkan oleh pegawai dan perusahaan.
0 tanggapan:
Post a Comment