the roots of education are bitter, but the fruit is sweet ~aristotle~

Saturday, December 6, 2014

The Whitneyest Love of All

"I decided long ago, never to walk in anyone's shadows. If I fail, if I succeed, at least I'll live as I believe. No matter what they take from me, they can't take away my dignity.

Because the greatest love of all, is happening to me. I found the greatest love of all, inside of me.

The greatest love of all is easy to achieve. Learning to love yourself, It is the greatest love of all"

Sebait reffrain dari lagu milik Whitney Houston, The Greatest Love of All, jadi satu lagu yang kuputar siang ini sepulang kerja. Kuputar berulang-ulang karena memang butuh waktu lama untuk dapat memahami maksud dari sebuah lagu kualitas bintang lima macam lagu ini. Whitney, penyanyi legendaris Amrik yang kini telah tiada, meninggalkan warisan tak ternilai artinya bagi dunia. Satu dari sekian banyak ras kulit hitam Afro American yang sukses menggali potensi terbaik diri menjadi yang terbaik di bidang yang dia sukai.

Itulah yang dimaksudkan oleh Malcolm X pesankan dalam pidatonya yang begitu "mengesankan". That I have a dream, and I'm going to achieve it no matter what. Bagaimana mimpimu harus bisa kamu perjuangkan hingga kamu dapat menggapai dan mewujudkannya. Bagaimana sebuah imajinasi sederhana menjadi sebuah karya insan manusia yang, at least, akan sangat berarti buat kita. Dan apakah mimpi itu hanya akan menjadi imaji, ilusi, atau sebuah catatan sejarah yang akan selalu kita kenang hingga kita berpisah di ujung dunia nanti.

Kembali pada pembahasan mengenai seorang Whitney, mengenai sebait reffrain lagu di atas. Whitney (dan penulis lagu tersebut tentunya), menyuratkan pesan bahwa cinta terbesar yang pertama bukanlah datang dari orang lain, melainkan dari diri kita sendiri (at least, itu yang tertulis dalam bait lagu tersebut). Bahwa harus ada kesadaran dari pribadi untuk kita mencintai diri kita sendiri sebelum menyatakan kecintaan terbesar pada orang lain, tanpa meminggirkan kecintaan kita pada Tuhan kita lho ya :)

Apa yang dimaksudkan oleh lagu tersebut bukanlah trend masa kini, narsisme. Bukan mencintai diri kita sendiri lalu lantas merendahkan hubungan dengan orang lain, ataupun meniadakan kepentingan orang lain di atas kecintaan kita pada diri sendiri. The Greatest Love of All, dalam bahasa saya, menginginkan dirimu untuk mencintai dirimu dulu, memahami bagaimana menjaga dirimu, menyanyangi dirimu, atau dalam bahasa Islami, tidak mendzalimi dirimu sendiri. Take a look around in your circles, betapa banyak orang yang "gagal" mencintai dirinya sendiri, sehingga terperosok ke dalam kelamnya dunia. A metaphor i meant. Lihat bagaimana orang-orang menyakiti diri mereka sendiri dengan mementingkan dunia saat ini dan meninggalkan apa yang seharusnya bisa ia dapatkan di masa depan.

Bagaimana orang meninggalkan dunia pendidikan demi kesenangan sesaat di masa remaja..
Bagaimana orang memutuskan untuk menghisap terlalu banyak nikotin dan melupakan umur yang semakin terkikis..
Bagaimana orang bisa menghancurkan hutan dan melupakan bagaimana ia bisa hidup di tahun-tahun berikutnya..
Dan bagaimana orang rela berkorban segalanya demi orang yang ia cintai dan melupakan bahwa ialah yang menderita atas perbuatannya sendiri..

Learning to love yourself, is easy to achieve. Asalkan kita sadar bahwa Tuhan menitipkan badan kita untuk sebuah periode singkat yang tak akan pernah bisa kita putar ulang. Waktu. Dan ketika kita mencintai diri kita sendiri (terlebih dahulu) kita akan jaga dia (raga dan hati kita) sebaik-baiknya kita mampu. Untuk mampu memanfaatkan kesempatan yang Tuhan berikan tanpa pernah lupa mengucap syukur. Untuk terus berjuang demi kemajuan diri memantapkan kemampuan demi masa depan yang lebih baik.

Then, after you finally love yourself in the right way, you are going to love people in the right way too :)





Sayangnya, Whitney pun gagal menerapkan cinta pada diri sendiri ini ketika dia beranjak tua. Rasa frustasi yang datang berulang akibat pernikahan yang gagal dan konsumsi obat-obatan terlarang menjadi antonim terbaik bagi The Greatest Love of All.






*in memorial of the greatest female singer in the world, wish you find your truly love there, Whitney. Muchas gracias, Mama :)

0 tanggapan:

The Author

My photo
God gives you two ears so we can listen not only from one side. There are many perspective, point of view, and argument that can give you insights! Perhaps! Happy reading!
Muhamad Hasan Putra

Perumahan 1. Pt. GPM
Block F. 040
Bandar Mataram, Lampung Tengah
Lampung
34169

muhamad.hasan.putra@gmail.com

FB : Muhamad Hasan Putra

Twitter : @putrahasan