the roots of education are bitter, but the fruit is sweet ~aristotle~

Monday, January 16, 2012

Mencintai Negara Dengan Cara yang Berbeda!

Kata orang, cinta itu tidak harus memiliki. Boleh lah ya, tapi bagaimana kalau pertanyaan ini saya ajukan dalam sebuah kerangka “cinta negara”? Apa masih berlaku tuh “cinta tak harus memiliki? Atau mungkin diubah “cinta tak harus menguasai”?

Terserah apa yang mereka maksud dengan perkataan tersebut. Saya punya pemikiran yang mungkin berbeda.

Prediksi-Indonesia-VS-Qatar-Pra-Piala-Dunia-2014

Pertama, mencintai itu dari hati, mamen! Apalagi yang namanya mencintai negara, tempat kita tinggal. Dasarnya harus dari hati. Bukan karena ada event semacam SEA Games apalagi karena masyarakat Indonesia berhasil buat komodo “trending twitter worldwide”! Bukan. Cinta dari hati itu sadar, cuy!

Kedua, ada rasa memiliki. Apalah kata rasa cinta tapi ga harus memiliki. Anget-anget tai ayam kata orang jaman dulu. Salah, teman! Kalo memang mencintai negara kita, ya kita harus memiliki negara tersebut. Kalo ga merasa memiliki negara ini, ya wajar aja, sebelah sana, sebelah sini, sebelah mana-mana dikuasai asing.

Ketiga, dukung terus negara ini dengan berkarya! Berkarya itu misalnya dengan memulai usaha (menjadi wirausaha), membuka peluang kerja bagi anak bangsa, seniman yang bermutu, mempromosikan negara di dunia, dan lain-lain. Kita tak perlu jadi presiden ataupun tentara nasional republik ini sebagai bukti kecintaan kita pada negara.

Pernahkah teman-teman belajar bahwa sebuah negara dengan perputaran uang yang cepat akan membuat rakyat semakin makmur? Bagaimana cara mendukung perputaran uang ini agar lebih cepat? Ciptakan pekerjaan, permudah perdagangan dalam negeri. Sederhananya seperti itu. Masalahnya sekarang adalah, konsumen Indonesia.

Yak! Jargon “cintai produk Indonesia” itu bukan sekedar jargon pengusir nyamuk lho. “Pengamalan” jargon ini bisa membuat perekonomian Indonesia terangkat. Apa buktinya? Salah satu yang paling mudah yang bisa teman-teman lihat adalah krisis ekonomi global tahun 2008. Pernah terpikir bagaimana Indonesia bisa selamat perekonomiannya dari hal tersebut? Hal itu karena mayoritas konsumsi Indonesia adalah konsumsi dalam negeri, perekonomian disokong usaha kecil dan menengah! Bukan instrumen finansial dan pasar modal saja!

Kemudian, instrumen keuangan negara, seperti pajak contohnya, itu sesuatu yang wajib ain lho! Asal…… ada syaratnya, pengelolaaan pajak di Indonesia itu harus mampu transparan, dikelola oleh mereka yang bersih, dan dialokasikan pada bagian yang tepat. Seperti halnya penonton yang membeli tiket konser, kalau konsernya tidak memuaskan, penonton boleh protes. Penonton selalu benar kok. Nah, sekedar peringatan saja buat teman-teman yang selalu mengeluh tentang negara ini. Sudahkah sampeyan bayar pajak? Kalau sampeyan belum bayar pajak, ya jangan banyak mengeluh.

Sau lagi contoh yang paling nyata. Banyak orang Indonesia sangat bangga bisa pergi ke luar negeri. Singapura misalnya. Berasa sudah menemukan surga dunia kalau pergi ke Singapura. Yaelah mamen! Ke Singapura itu cuma sepelemparan batu (meski gue belum pernah ngelemparnye), bedanya cuma mesti pakai izin yang ribet dan uang yang lebih banyak, apalagi kalo tambah pelicin. Pribadi saya, kok lebih menyenangkan kalo kita pergi liburan itu ke Bali (okelah), Lombok, Bunaken, Raja Ampat, Makassar, Kutai, atau Toba! Singapura punya apa sih –,- paling patung singa, tapi apa mereka punya Rinjani dan Semeru? No way! Patung mah di Indonesia juga banyak..

Perekonomian Indonesia di mata luar negeri itu biasanya dilihat dari beberapa hal.. Yang saya ketahui adalah peringkat hutang, nilai tukar mata uang, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan ukuran pasar.

Peringkat hutang Indonesia saat ini sudah sampai ke level INVESTMENT GRADE. Apa artinya? Berarti Indonesia sudah mulai diakui oleh dunia sebagai tempat berinvestasi, entah dalam bentuk penanaman modal seperti saham dan investasi langsung, maupun pembelian surat hutang negara. Nah semakin tinggi peringkat hutang ini, maka Indonesia akan semakin dilirik oleh investor asing. Mengapa? Duit mereka banyak. Hahaha..

500-kertas

Nilai tukar mata uang biasanya mencerminkan permintaan mata uang tersebut di pasar. Mata uang Dollar bisa jadi seperti sekarang karena permintaan terhadap mata uang tersebut tinggi. Mau beli barang apa di negara apa, mintanya dibayar pakai Dollar. Nah, dengan peningkatan pembelian produk Indonesia dengan Rupiah mungkin saja akan terus memperkuat posisi Rupiah di pasar. Atau kita bisa paksa tuh para importir barang dari Indonesia untuk bayar pakai Rupiah (evil laugh hehehehe)..

Siapa yang tahu jumlah pasti penduduk Indonesia? Sekitar 230 juta orang. Ini adalah sebuah pasar yang luar biasa. Pertama karena ukurannya. Kedua, daya beli konsumtif masyarakatnya. Ketiga, karena prediksi positif masyarakat dunia. Tahukan teman-teman kalau pada 2020 masyarakat Indonesia akan memiliki pendapatan per kapita selevel dengan Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan? Ini nih mengapa RIM (BlackBerry), Android, sampai Microsoft tak mau sampai kalah di pasar Indonesia.

Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai >6%. Dunia heboh. Apa yang terjadi kalau tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas >10%? Tambah heboh yang pasti. Nah bagaimana kita bisa capai pertumbuhan sampai angka itu? Sederhana, cintai negaramu. Cintai produk Indonesia. Cintai Rupiah.

Nah apakah sedikit opini dari saya tentang mencintai negara dari sisi yang lain sudah membuka mata anda? Kalau belum saya mohon maaf. Apa yang harus anda lakukan? Buka Yahoo.com, masukkan keyword google.co.id, buka hasil yang paling pertama, pilih Google Images, masukkan keyword Muhamad Hasan Putra. Selamat mencoba!!! (apaan si)

2 tanggapan:

zuLHam said...

hehe,,, gila juga nih rasa cintanya.

salam kenal, bloofer :)

Olivia Kamal said...

singapura punya universal studio! Indonesia jg punya Trans Studio... dua pulak (makassar & bandung)! gtu dong;) ada satu hal yg lbh menarik daripada apa-yang-ada di luar negeri, pergi ke luar negri itu selain ribet dan butuh (lebih) banyak uang, ada prestise bagi yg berlibur, that's all about our people's mindsets I think.

The Author

My photo
God gives you two ears so we can listen not only from one side. There are many perspective, point of view, and argument that can give you insights! Perhaps! Happy reading!
Muhamad Hasan Putra

Perumahan 1. Pt. GPM
Block F. 040
Bandar Mataram, Lampung Tengah
Lampung
34169

muhamad.hasan.putra@gmail.com

FB : Muhamad Hasan Putra

Twitter : @putrahasan