the roots of education are bitter, but the fruit is sweet ~aristotle~

Wednesday, May 30, 2012

Konflik Sepakbola Indonesia: CEMEN!

Sebentar lagi pergelaran ajang sepakbola terbesar antar negara Eropa, EURO 2012, akan segera dihelat di Polandia dan Ukraina. Telah dipastikan pula 16 negara termasuk diantaranya finalis World Cup South Africa 2010, Spanyol dan Belanda pun turut serta. Polandia yang naik pamor lewat trio Borussia Dortmund (Piszcech, Lewandowski, dan Kuba) serta Ukraina dengan bintang redup Andriy Shevchenko ditunjuk jadi host bersama. Meski sebenarnya masih kalah pamor dengan UCL (antar klub Eropa), EURO 2012 tentu akan jadi penghangat musim panas di sela libur kompetisi antar klub.

Dan masih begini-begini sajalah sepakbola Indonesia. Masih ada dualisme kepemimpinan tertinggi otoritas sepakbola Indonesia. Masih ada dua liga yang memproklamirkan diri sebagai liga terbaik di Indonesia. Masih ada pula timnas Indonesia PSSI dan timnas Indonesia PSSI. Dan kini lagi muncul Timnas Indonesia “PLUS”.

Miris kuping dan hati setiap kali komentator memanggil Timnas Indonesia yang menghadapi FC Internazionale hari itu dengan sebutan Tmnas “PLUS”. Saya pribadi tak mengerti mengapa timnas kita dipanggil begitu oleh komentator. Namun yang dapat dilihat di lapangan, untuk pertama kalinya, Timnas diisi oleh pemain dari IPL (yang diakui PSSI), dan juga diiisi oleh beberapa pemain ISL (yang dianggap ilegal oleh PSSI). Pemain ISL seperti Patrich Wanggai, Oktavianus Maniani, Titus Bonai, dan Markus Harrison ikut dalam laga tersebut. Mungkin itulah alasan yang paling tepat mengapa komentator memanggil timnas dengan sebutan Timnas “PLUS”.

Menyedihkan.

Orang awam mungkin tak pernah tau mengapa bisa muncul dua liga di Indonesia. Liga pertama adalah Indonesian Super League, yang dibentuk pada masa kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI. Liga ini berubah nama dari sebelumnya hanya Liga Sepakbola Indonesia, dan juga berubah format, dari kompetisi dua wilayah, menjadi kompetisi dua wilayah. Di liga ini beberapa tim yang ikut masih menggunakan APBD sebagai sumber pendanaan utama klub.

image               image

Logo Kedua Liga Utama di Indonesia

Liga yang kedua adalah Liga Primer Indonesia bentukan dari pengusaha Arifin Panigoro. Beberapa tim yang ikut di liga ini merupakan tim pecahan dari tim yang ada di ISL. Semisal Persija, Persib, PSMS, dan Arema.

Tapi apa alasan utama pendirian IPL sehingga harus dalam posisi menandingi ISL?

Apa yang saya dapatkan dari kabar berita, IPL adalah puncak kemuakan beberapa orang yang memiliki kekuatan, atas kacau balaunya pelaksanaan kompetisi sepakbola di Indonesia. Hal ini semisal jadwal pertandingan, penggunaan dana APBD, pengaturan skor, hiangga audit keuangan pengelola liga yang tidak transparan. IPL berusaha mengeliminir itu semua. Istilahnya adalah membentuk manajemen baru yang lebih profesional.

image

PSSI pimpinan Nurdin Halid menolak keberadaan IPL bentukan Arifin Panigoro, begitu juga dengan PSSI yang kemudian ikut menolak IPL. Namun ketika PSSI diberontak rakyat, rezim Nurdin Halid turun, dan Djohar Arifin naik sebagai ketua umum PSSI, keadaan berbalik 180 derajat. IPL justru menjadi liga yang legal menurut PSSI dan ISL berbalik kedudukan menjadi liga asing di Indonesia. PSSI menjadi tidak konsisten dan dipertanyakan independensinya.

KONFLIK CEMEN!

Katakanlah saya ini orang yang bermulut besar, banyak bicara. Tapi perhatikan saja sejenak apa yang akan saya coba utarakan.

Suatu hari seorang kakek dan nenek yang telah menikah selama 58 tahun didatangi oleh wartawan yang kagum kepada usia pernikahan mereka. Wartawan itu bertanya,

“Apa yang kalian berdua lakukan untuk menjaga pernikahan kalian ini?”

Si nenek menjawab santai,

“Kami hidup di masa dimana ketika sebuah barang itu rusak, kami memperbaikinya, dan bukan membuangnya begitu saja,”

Inilah yang seharusnya terjadi dalam persepakbolaan Indonesia. Jika memang ISL terbukti sebagai kompetisi yang telah rusak, maka seharusnya ada upaya untuk memperbaikinya, bukan malah kita membuangnya dan lantas mendirikan sesuatu (dalam hal ini kompetisi liga sepakbola) yang baru pula.

Jika ada kesalahan, kerusakan, atau kebobrokan disana-sini, maka itu yang harus dibenahi.

Konflik sepakbola di Indonesia itu sungguh cemen, sungguh sangat kekanak-kanakan. Tapi menjadi tampak rumit, karena ada politik yang bermain disana, ada pengusaha yang coba ambil untung di sana, dan pihak-pihak lain yang mementingkan kepentingan pribadinya.

Contoh nyata: masih ingat spanduk foto para pejabat politik seperti Pak SBY, Andi Mallarangeng, Hatta rajasa dan Ical Bakrie di GBK pada perhelatan AFF lalu? Kemudian, saat timnas Indonesia dibawa berkunjung ke rumah Ical juga di periode kompetisi AFF? lalu mengapa Arifin Panigoro dengan Medconya tiba-tiba muncul di persepakbolaan Indonesia?

Dan contoh politik praktis yang paling baru: Laga Sriwijaya melawan Persipura di Jaka Baring bulan Mei 2012 ini dimana Alex Noerdin (calon gubernur DKI) disyuting berulang-ulang oleh penyiar! lebih banyak daripada pelatih Sriwijaya sendiri!

Inilah mengapa saya kemudian berani berkata, konfliknya cemen, cuma karena ada orang yang punya kepentingan berbeda, konflik ini menjadi rumit.

Apa artinya?

Artinya adalah, pihak-pihak yang tidak jelas kepentingannya itu harus dipersilakan menyingkir dari persepakbolaan Indonesia. Singkatnya begini,

  1. PSSI sebagai induk organisasi sepakbola tertinggi, haruslah bersih dari segala intervensi dan menjunjung tinggi profesionalitas kerja. Meski itu berarti memaksa manajemen PSSI berganti ke yang benar-benar baru, itu bukanlah sebuah masalah. Untuk membangun gedung yang kuat dibutuhkan fondasi yang kuat. Jika fondasi yang lama rapuh, maka tak perlu ragu untuk mengganti.
  2. IPL harus dibubarkan. Agar tidak ada dualisme kompetisi dalam sepakbola Indonesia. Agar tidak ada dua kiblat, dan tidak ada lagi dua timnas. Mengapa IPL? mumpung kompetisi ini masih baru, belum memiliki peringkat liga di Asia, mumpung masih sempat.
  3. Sistem liga yang efektif harus dijalankan. Seperti jadwal pertandingan, pengelolaan klub, dan lain sebagainya harus memiliki standar yang jelas.
  4. dan lain sebagainya yang bisa menjadi strategi PSSI yang baru.

Intinya? Masalah konflik ini akan bisa selesai jika orang-orang PSSI mampu bersikap professional terhadap organisasinya. Singkirkan mereka yang tidak mampu, benahi masalahnya, selesai.

image

“terkadang kita terlalu memperhatikan yang besar sehingga detil kecil yang mempengaruhi secara signifikan malah tertinggal. dan itulah mengapa manusia gagal”

Anonim

0 tanggapan:

The Author

My photo
God gives you two ears so we can listen not only from one side. There are many perspective, point of view, and argument that can give you insights! Perhaps! Happy reading!
Muhamad Hasan Putra

Perumahan 1. Pt. GPM
Block F. 040
Bandar Mataram, Lampung Tengah
Lampung
34169

muhamad.hasan.putra@gmail.com

FB : Muhamad Hasan Putra

Twitter : @putrahasan