kalau bukan kita, maka siapa?

the roots of education are bitter, but the fruit is sweet ~aristotle~

kalau bukan kita, maka siapa?

Wednesday, March 30, 2011

Esensi Penggunaan Bahasa Indonesia

Assalamualaikum..

Sebenarnya ini opini saya terhadap penggunaan bahasa Indonesia di kalangan perkuliahan di FEB UGM.

Suatu hari, kalau tidak salah hari Jumat, kala itu sorenya saya akan ada ujian ekonometri. Salah satu mata kuliah terberat di semester empat, menurut saya. Rasanya malas sekali belajar. Tapi mau tidak mau harus tetap belajar jika masih ingin setidaknya dapat nilai A. Hari itu juga akan ada presentasi Pendidikan Kewarganegaraan di fakultas Filsafat setelah shalat Jumat.

Karena saya tak menemukan kelompok Kewarganegaraan saya di kampus, saya memutuskan untuk belajar ekonometri saja di perpustakaan. Saya duduk di meja beralas kaca pertama arah ke barat. Di depan saya duduk dua orang laki-laki. Sepertinya keduanya adalah kakak angkatan dari jurusan akuntansi. Saya tak terlalu memperhatikan apa yang mereka bahas ketika itu. Yang saya ingat ada kata pergudangan, biaya-biaya tak tercatat dan lain sebagainya.

Bukan itu yang menarik perhatian saya, melainkan obrolan mereka di sela mengerjakan tugasnya. Seingat saya seperti ini,,

A: "kemaren lu kagak masuk ye? Eh tau ga si lu Bapaknye (dosen) ngomong apa? Dia kan master bahasa indonesia banget ye, trus dia bilang, sebenernya esensi kita pake buku bahasa inggris tu apa ya? Mungkin ada banyak manfaatnya kalo yg ngajar pada bule-bule gitu, tapi kan disini itu minoritas (dosen asing)?"

B: "Ya kan kita banyak ngacu (merujuk) ke Amerika Serikat ilmunye, tuh liat dari sana-sampe ujung sana (deret buku perpus) bahasa inggris semua."

A: "Bapaknya tuh bilang gini, percuma tau ga kalo kita terus kaya gini (memakai bahasa inggris) kalo kita masih susah menerapkannya ke penggunaan Indonesia. banyak esensi dari mata kuliah yang kadang ga jalan karena beda bahasa kaya gitu."

B: "ga tau deh ah."

A: "terus bapaknya bilang, kuliah itu bukan cuma sekedar pengajaran, tapi harus mencerahkan. Super banget dah tu bapak."

Mendengarkan (baca: menguping) pembicaraan ini membuat saya rasanya tersentak. Betul sekali apa yang mereka bicarakan. Bukan secara subjektif, tapi memang secara objektif itu kenyataannya. Entah berapa kali saya temui dalam perkuliahan pemakaian bahasa inggris secara ack-acakan yang malah mengaburkan maksud aslinya. Misalnya salah menterjemahkan, salah mengasosiasikan dengan konteks sebenarnya, dan lain-lain.


Yang paling parah adalah mencampur (secara asal) penggunaan bahasa inggris dan bahasa Indonesia di dalam suatu hal, katakanlah presentasi. Pernah, dalam suatu presentasi di sebuah mata kuliah, satu slidenya (yang dibuat tanpa menggunakan aturan yang baik pula) mencampur bahasa inggris dan bahasa Indonesia seenak udel mereka. Maaf jika sedikit kasar, tapi karena memang keterlaluan.

Contohnya sebuah kata "mereview", yang jika dipisah menurut mereka adalah imbuhan "me-" dan kata b.Inggris "review". Jika digabungkan seharusnya ditulis "me-review", tapi kelompok itu tidak melakukannya. Sehingga pertama kali saya membacanya adalah "mere view" yang jika saya terjemahkan ke bahasa Indonesia berarti pandangan hampa/kosong. Loh? jadi kabur kan makna aslinya?

Bukankah sudah ada terjemah bahasa Indonesia yaitu "kaji ulang" untuk padanan "review"? Mengapa tidak digunakan?


Itulah mengapa pernah ada sebuah kritik terhadap dunia akademik dari seorang mahasiswa S2 FIB yang kebetulan saya kenal, dia bilang, kadang kita menggunakan bahasa inggris, bukanlah untuk menunjukkan pemahaman kita, namun untuk menunjukkan kepada orang bahwa kita adalah kaum intelektual yang mengerti berbahasa Inggris. Dasar penggunaannya adalah ingin pamer bahwa kita bisa, sementara esensi maksud utamanya malah kabur karena yang mendengar bisa saja salah paham.

Apapun maksudnya, entah untuk mengejar standar internasional dll, tapi jika penggunaan bahasa inggris malah membuat susah sebuah maksud untuk sampai kepada mahasiswa, maka sepertinya semua itu harus dikaji ulang ^_^. Tetapi, ya semua kembali kepada para yang memiliki wewenang, mana yang lebih penting, menghasilkan lulusan dengan pemahaman konteks Indonesia yang baik atau, menghasilkan lulusan berstandar internasional..

Wallahualam bisshawab..

Wassalam..

Related Posts:

  • Logika USA (USA’s Logic)Pagi ini, saya membaca sebuah berita di portal berita internet, Vivanews.com, berita singkat itu berjudul “Obama Minta Iran Kembalikan Pesawat Mata-ma… Read More
  • kemajuan dan kemunduranBenar adanya kalimat yang menyatakan bahwa setiap yang ada di dunia ini ada sisi yang berlawanan. Semisal ada laki-laki dan perempuan, ada baik dan bu… Read More
  • Mencintai Negara Dengan Cara yang Berbeda!Kata orang, cinta itu tidak harus memiliki. Boleh lah ya, tapi bagaimana kalau pertanyaan ini saya ajukan dalam sebuah kerangka “cinta negara”? Apa ma… Read More
  • Teori, Teorema, dan Ikan TeriSeorang teman dari jurusan ilmu ekonomi pernah bilang kepada saya, bukan bilang si, tepatnya mengomentari sebuah status milik saya di Facebook. Dia me… Read More
  • 14 Tahun (part 1)Judul di atas tampaknya absurd yak! Ga jelas banget. Tiba-tiba di Sabtu yang ga jelas begini, ada tulisan muncul di timeline kalian, 14 tahun. Apa si … Read More

0 tanggapan:

The Author

My photo
God gives you two ears so we can listen not only from one side. There are many perspective, point of view, and argument that can give you insights! Perhaps! Happy reading!

Archive

Muhamad Hasan Putra

Perumahan 1. Pt. GPM
Block F. 040
Bandar Mataram, Lampung Tengah
Lampung
34169

muhamad.hasan.putra@gmail.com

FB : Muhamad Hasan Putra

Twitter : @putrahasan