Az Zumar : 38 - Tentang Berserah Diri
Hari ini rasanya bersyukur sekali rasanya. Allah SWT menjamah doa saya. Selama beberapa minggu ini, saya mengulang terus sebuah doa. Saya mohon petunjuk. Petunjuk atas masalah yang saya alami. Ga penting dah masalah apa. Yang pasti ini sangat mempengaruhi pikiran saya.
Well, lupakan tentang isak tangis saya. Itu tidak penting.
Siapa Tuhanmu?
Siapa Tuhanmu? Benarkah hanya Allah yang kamu sembah?
Pernah tidak terlontar pertanyaan itu dalam diri anda? Jika pernah, kapan? Belakangan ini saya hampir lupa bahwa Allah lah Tuhan saya. Saya tampak menduakannya dengan urusan duniawi, kuliah, dan wanita. Jujur saja saya akui, kita sama-sama belajar. Saya terlalu sibuk dengan kuliah saya, kadang kecapaian, hingga akhirnya lupa dengan shalat. Shalatnya bolong-bolong, ngajinya serampangan, asal mood aja.
Dalam sebuah perjalanan pulang kuliah, saat itu Maghrib, saya buru-buru pulang. Ada sms dari mantan pacar saya, kami sedang ada masalah saat itu. Tiba-tiba handphone saya seperti lepas begitu saja dari genggaman saya, menghantam jeruji sepeda, dan mati seketika. Iqamah berkumandang.
Mungkin sedikit berlebih, tapi everything happens for a reason. Saya sedang diperingatkan, gumam saya ketika itu. Maka saya copot ear-set saya, dan saya kayuh sekuat tenaga sepeda saya. Mengejar Maghrib.
Saya baru saja diperingatkan..
Penting ga sih untuk sadar? Penting teman. Allah adalah pencipta segalanya, Dia menentukan jalan hidupmu, memberimu makanan, memberimu kehidupan. Apa yang akan terjadi jika kita lupa padaNya? Lupa untuk bersyukur padaNya? Percayalah teman, jika sekarang kita lupa bersyukur, lupa kepadaNya, bagaimana jika tiba-tiba nikmat itu seketika dicabut dari kita?
Pernahkah kita mendahulukan urusan duniawi ketimbang urusan dengan Tuhan? Saya pernah. Apakah itu berdosa?
Seorang dosen pernah memberikan sebuah kuliah hidup,,
"APA ITU DOSA?" katanya. "DOSA ADALAH SEBUAH PERASAAN TIDAK ENAK, BERSALAH, MENYESAL, KECEWA ATAS KELAKUAN SENDIRI, AKIBAT MELAKUKAN SESUATU YANG BERTENTANGAN DENGAN NURANI MANUSIA".
Hampir sama dengan konsep etis dan tidak etis, katanya.
Hanya kepada Allah lah kita akan kembali, teman..
0 tanggapan:
Post a Comment