the roots of education are bitter, but the fruit is sweet ~aristotle~

Monday, January 10, 2011

Dan Lagi. Hujan.


Entah mengapa saya suka sekali menikmati suasana hujan. Hujan buat saya adalah penyegaran. Setelah sekian lama ditimpa panas terik dan debu kering, guyuran hujan serasa penyejuk yang luar biasa. Rintiknya menyerbu tak tertahan, jatuh merata tak pandang bulu. Air dan udara dingin bersatu membentuk angin basah yang bisa buat kita masuk angin, terlena dengan nyamannya hari.

Maha Suci Allah yang mengalirkan semua titik hujan ini. Merata dari 1 dakian tanah, ke ujung tempurung bangunan megah desain manusia. Air-NYA mengalir menumbuhkan semangat baru untuk biji-biji yang hendak tumbuh, menerawang indahnya penjalaran para tumbuhan rambat. Ada juga yang tak beruntung, jadi kubangan kumuh dan hitam, di saluran yang tersumbat sisa hidup manusia. Hitam kelam, tak bersemangat. Tak punya masa depan.

Saya suka hujan sejak saya kecil. Saya sering duduk sendiri di teras depan rumah saya memandangi setiap rintikan hujan dan petir yang bersalip-salipan itu. Kadang anak tetangga sebelah juga asik bermain hujan. Tapi orang tua saya melarang. Namun mereka tak menyuruh saya masuk. Mungkin mereka ingin melihat kepatuhan si ragil yang satu ini. Dan saya memang tidak bergerak. Kumis ayah saya lebih menakutkan dari petir di luar sana.

Saya juga masih ingat sebuah film yang kala itu heboh di masa SMA. Cinta Pertama kalau tak salah judulnya. Kalau saya tak salah ada Sunny-Sunnynya. Saya lupa yang mana judulnya. Yang saya ingat, adalah sebuah kalimat tentang hujan rintik gerimis yang selalu mengingatkan peran utamanya pada kekasihnya.

Namun saya tak punya kenangan indah bersama pasangan saya tentang hujan.

Sampai sekarang saya masih bermimpi tentang itu semua. Saya masih memimpikan ada diantara rintik-rintik hujan yang meneduhkan, diantara air yang menyemangati, dan diantara angin yang menyejukkan suasana hati. Tapi sepertinya itu semua masih berupa mimpi kecil saya.

Entah apa yang saya inginkan sebenarnya tentang hujan ini. Entah apakah sebenarnya saya bermimpi bisa bersama pasangan idaman saya, atau saya hanya bermimpi tentang memiliki sebuah kenangan bersama hujan. Saya tak tahu. Saya belum pernah punya kesempatan untuk berjalan di bawah hujan bersama wanita yang saya dambakan.

Saya tak tahu. Mungkin belum tahu.

0 tanggapan:

The Author

My photo
God gives you two ears so we can listen not only from one side. There are many perspective, point of view, and argument that can give you insights! Perhaps! Happy reading!
Muhamad Hasan Putra

Perumahan 1. Pt. GPM
Block F. 040
Bandar Mataram, Lampung Tengah
Lampung
34169

muhamad.hasan.putra@gmail.com

FB : Muhamad Hasan Putra

Twitter : @putrahasan