Century dan Jogja (Part 1)
Baru kemarin saya bahas tentang masalah RUU Keistimewaan Jogja. Hari ini saya dapat pencerahan entah darimana asalnya. Bukan sekedar bicara tentang dugaan, kecurigaan, namun ini adalah hipotesa yang patut kita tunggu kelanjutannya.
Ini cuma sekadar hipotesa saya sebagai calon pengamat sistem di Indonesia. Begini, belakangan KPK telah menyatakan bahwa bail-out atas Bank Century yang disetujui oleh Sri Mulyani Indrawati selaku menteri keuangan pada masa itu dan Boediono selaku Gubernur BI telah dinyatakan berjalan sesuai prosedur. Ini berarti telah membantah mentah-mentah semua tuduhan yang dijatuhkan atas kinerja SMI dan Boed.
Kedua, berdekatan dengan hal itu, tiba-tiba marak isu tentang RUU Keistimewaan Jogja yang kemudian menyulut pergerakan masyarakat Jogja yang setia mendukung keraton Jogja, baca artikel sebelumnya "Mau Gimana, Jogja?"
Pernyataan yang dikeluarkan KPK terang-terangan membantah adanya korupsi dalam Bail-Out Century. Entah dengan segala pembelaan yang dilakukan oleh Bambang Soesatyo ataupun oleh mereka yang mengaku pakar dalam hal ini dan kebijakan lainnya.
Pertama adalah, pada jumlah dana bail-out yang dikeluarkan oleh SMI, pertama berjumlah sekitar 600an milyar, sebelum akhirnya membengkak menjadi 6.7triliun rupiah. Secara ekonomi, bentuk Bail-out yang dilakukan oleh DepKeu tentunya dalam rangka penyelamatan perekonomian Indonesia sendiri. Kita bisa berkaca pada perekonomian Amerika yang juga menggunakan sistem bail-out dan unjung-ujungnya membengkak bahkan melebihi jumlah yang dikeluarkan oleh Indonesia. tapi mereka adem-ayem saja.
Kok bisa santai?
Karena banyak sektor dari perekonomian adalah bentuk spekulasi. Kebijakan yang dikeluarkan oleh SMI dan Boed adalah sebuah tindakan preventif agar efek krisis yang terjadi secara global tak terlalu berimbas banyak pada Indonesia. Itulah mengapa Boed bilang dalam kehadirannya di Pansus Century jika mereka tak di bail-out maka Indonesia akan hancur.
Mengapa bisa menggelembung?
Mana ada yang tau.. sistem bail-out dikeluarkan sesuai kebutuhan, anda bisa cari dimana-mana, yang namanya kebijakan spekulatif, memang bisa diramalkan, tapi tak bisa dipastikan.
Mengapa dikeluarkan secara diam-diam?
Sehari sebelum dikeluarkannya bail-out century, kabarnya ada konferensi pers yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia dalam keadaan yang baik-baik saja. Tak terpengaruh dengan krisis global yang terjadi. Sejumlah politisi kemudian mempertanyakan hal tersebut.
Jawabannya mudah.
Jika saja konferensi pers itu digelar dengan tema memberitahukan kepada khalayak ramai bahwa perekonomian Indonesia, katakanlah, sedang goyah, maka akan terjadi kegemparan. investor bisa saja menarik semua investasi mereka di Indonesia. Pasar modal ambruk dan perekonomian Indonesia bisa jatuh ke state yang lebih parah. Inilah yang tidak diketahui oleh para politisi idiot itu.
Mengapa Bank Century?
Pada dasarnya, selain karena krisis global, tragedi century juga terjadi karena permaslahan internal yang berkaitan dengan cadangan minimal yang harus dimiliki oleh sebuah bank berdasarkan aturan Indonesia. Cadangan century sudah sampai titik nadir. buth diselamatkan. Ingat krisis tahun 1997-98 yang disebabkan oleh terjadinya rush (penarikan dana secara dadakan dan terus menerus) yang kemudian menyebabkan efek sistemik,
Sekian pembahasannya. Nanti dilanjut lagi. saatnya kuliah.
Ini cuma sekadar hipotesa saya sebagai calon pengamat sistem di Indonesia. Begini, belakangan KPK telah menyatakan bahwa bail-out atas Bank Century yang disetujui oleh Sri Mulyani Indrawati selaku menteri keuangan pada masa itu dan Boediono selaku Gubernur BI telah dinyatakan berjalan sesuai prosedur. Ini berarti telah membantah mentah-mentah semua tuduhan yang dijatuhkan atas kinerja SMI dan Boed.
Kedua, berdekatan dengan hal itu, tiba-tiba marak isu tentang RUU Keistimewaan Jogja yang kemudian menyulut pergerakan masyarakat Jogja yang setia mendukung keraton Jogja, baca artikel sebelumnya "Mau Gimana, Jogja?"
Pernyataan yang dikeluarkan KPK terang-terangan membantah adanya korupsi dalam Bail-Out Century. Entah dengan segala pembelaan yang dilakukan oleh Bambang Soesatyo ataupun oleh mereka yang mengaku pakar dalam hal ini dan kebijakan lainnya.
Pertama adalah, pada jumlah dana bail-out yang dikeluarkan oleh SMI, pertama berjumlah sekitar 600an milyar, sebelum akhirnya membengkak menjadi 6.7triliun rupiah. Secara ekonomi, bentuk Bail-out yang dilakukan oleh DepKeu tentunya dalam rangka penyelamatan perekonomian Indonesia sendiri. Kita bisa berkaca pada perekonomian Amerika yang juga menggunakan sistem bail-out dan unjung-ujungnya membengkak bahkan melebihi jumlah yang dikeluarkan oleh Indonesia. tapi mereka adem-ayem saja.
Kok bisa santai?
Karena banyak sektor dari perekonomian adalah bentuk spekulasi. Kebijakan yang dikeluarkan oleh SMI dan Boed adalah sebuah tindakan preventif agar efek krisis yang terjadi secara global tak terlalu berimbas banyak pada Indonesia. Itulah mengapa Boed bilang dalam kehadirannya di Pansus Century jika mereka tak di bail-out maka Indonesia akan hancur.
Mengapa bisa menggelembung?
Mana ada yang tau.. sistem bail-out dikeluarkan sesuai kebutuhan, anda bisa cari dimana-mana, yang namanya kebijakan spekulatif, memang bisa diramalkan, tapi tak bisa dipastikan.
Mengapa dikeluarkan secara diam-diam?
Sehari sebelum dikeluarkannya bail-out century, kabarnya ada konferensi pers yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia dalam keadaan yang baik-baik saja. Tak terpengaruh dengan krisis global yang terjadi. Sejumlah politisi kemudian mempertanyakan hal tersebut.
Jawabannya mudah.
Jika saja konferensi pers itu digelar dengan tema memberitahukan kepada khalayak ramai bahwa perekonomian Indonesia, katakanlah, sedang goyah, maka akan terjadi kegemparan. investor bisa saja menarik semua investasi mereka di Indonesia. Pasar modal ambruk dan perekonomian Indonesia bisa jatuh ke state yang lebih parah. Inilah yang tidak diketahui oleh para politisi idiot itu.
Mengapa Bank Century?
Pada dasarnya, selain karena krisis global, tragedi century juga terjadi karena permaslahan internal yang berkaitan dengan cadangan minimal yang harus dimiliki oleh sebuah bank berdasarkan aturan Indonesia. Cadangan century sudah sampai titik nadir. buth diselamatkan. Ingat krisis tahun 1997-98 yang disebabkan oleh terjadinya rush (penarikan dana secara dadakan dan terus menerus) yang kemudian menyebabkan efek sistemik,
Sekian pembahasannya. Nanti dilanjut lagi. saatnya kuliah.
0 tanggapan:
Post a Comment