Tiga Gol? Ini Masalah Mental Bung!
Sebenarnya saya malas menulis tentang Timnas Indonesia. Saya hanya akan menulis tentang Timnas jika mereka sudah memenangkan piala AFF, atau setidaknya jika perjalanan mereka di AFF sudah berhenti. Tapi tadi ini laga final dan meski bukan laga terakhir, tapi perjalanan Indonesia juga akan berakhir di babak ini, entah apakah itu sebagai juara, atau sebagai runner-up.
Final leg pertama mengambil tempat Stadium Bukit Jalil, Malaysia. Stadion ini merupakan stadion sepakbola terbesar di Malaysia. Terakhir saya dengar, stadion ini berkapasitas sedikit lebih besar dari stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Malah masuk dalam stadion yang dianggap sangat baik oleh FIFA.
Final leg pertama telah digelar. Hasilnya nyata. Indonesia kalah 3-0 oleh tuan rumah Malaysia.
Tak bijak salahkan laser si Malaysia. Tak bijak juga salahkan petasan Malaysia.
Yang salah adalah mental dan konsentrasi pemain. Biasanya saya anti sama yang namanya Tommy Welly. Komentator pertandingan yang tadi membantu penyiaran laga Malaysia kontra Indonesia. Tapi kali ini saya setuju dengannya. Mental dan konsentrasi.
Saya juga jujur mencaci maki orang yang memakai laser untuk mengganggu Markus Harrison. Saya juga mendukung ketika pemain Indonesia mogok bermain selama beberapa menit pada menit 50an.
TAPI, ITU TIDAK PERLU!!!
Karena itu membuyarkan konsentrasi kita. Itu menghancurkan konsentrasi kita.
Sejak acara mogok main selama beberapa menit itu, bergantian 3 gol masuk ke gawang Indonesia. Pemain kita kalang kabut. Satu gol, harapan masih ada, dua gol harapan mulai menipis. dan ketika gol ketiga lewat sundulan Safee yang berkelas tersebut, kami semua terdiam.
Ini masalah konsentrasi. Kita (saya tak katakan pemain, saya tak salahkan pemain, saya bangga dengan Timnas, harap dicatat) kehilangan konsentrasi pada pertandingan setelah mengurusi laser. Konsentrasi kita buyar. Ini jelas terlihat.
Dan ketika gol pertama masuk, mental kita jelas hancur. Semangat bermain hilang begitu saja. Kita kehilangan arah, dan saya yakin Riedl tahu itu.
Tak ada yang perlu dipersalahkan. Kita sudah main all-out. Kalah ya sudah kalah. Masih ada leg kedua untuk kita membenahi konsentrasi dan mental bertanding kita.
I am still Indonesian. So what with 3-0? It changes nothing.
Final leg pertama mengambil tempat Stadium Bukit Jalil, Malaysia. Stadion ini merupakan stadion sepakbola terbesar di Malaysia. Terakhir saya dengar, stadion ini berkapasitas sedikit lebih besar dari stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Malah masuk dalam stadion yang dianggap sangat baik oleh FIFA.
Final leg pertama telah digelar. Hasilnya nyata. Indonesia kalah 3-0 oleh tuan rumah Malaysia.
Tak bijak salahkan laser si Malaysia. Tak bijak juga salahkan petasan Malaysia.
Yang salah adalah mental dan konsentrasi pemain. Biasanya saya anti sama yang namanya Tommy Welly. Komentator pertandingan yang tadi membantu penyiaran laga Malaysia kontra Indonesia. Tapi kali ini saya setuju dengannya. Mental dan konsentrasi.
Saya juga jujur mencaci maki orang yang memakai laser untuk mengganggu Markus Harrison. Saya juga mendukung ketika pemain Indonesia mogok bermain selama beberapa menit pada menit 50an.
TAPI, ITU TIDAK PERLU!!!
Karena itu membuyarkan konsentrasi kita. Itu menghancurkan konsentrasi kita.
Sejak acara mogok main selama beberapa menit itu, bergantian 3 gol masuk ke gawang Indonesia. Pemain kita kalang kabut. Satu gol, harapan masih ada, dua gol harapan mulai menipis. dan ketika gol ketiga lewat sundulan Safee yang berkelas tersebut, kami semua terdiam.
Ini masalah konsentrasi. Kita (saya tak katakan pemain, saya tak salahkan pemain, saya bangga dengan Timnas, harap dicatat) kehilangan konsentrasi pada pertandingan setelah mengurusi laser. Konsentrasi kita buyar. Ini jelas terlihat.
Dan ketika gol pertama masuk, mental kita jelas hancur. Semangat bermain hilang begitu saja. Kita kehilangan arah, dan saya yakin Riedl tahu itu.
Tak ada yang perlu dipersalahkan. Kita sudah main all-out. Kalah ya sudah kalah. Masih ada leg kedua untuk kita membenahi konsentrasi dan mental bertanding kita.
I am still Indonesian. So what with 3-0? It changes nothing.
0 tanggapan:
Post a Comment