Mau Gimana, Jogja?
Belakangan ini orang Jogja lagi pada anget-angetnya ngomongin cara pengisian kursi Gubernur dan Wakil Gubernur. Segala dari yang pake demo, sampe yang pake bikin versi digital dari passport negeri Jogja.
Ada apa toh?
Loh itu kan di atas uda dikasi tau ada ribut-ribut tentang gimana caranya mengisi kursi Gubernur Jogja dan wakilnya. Selama ini kan, berdasarkan aturan keistimewaan Jogja yang sudah ada sejak lama, G&WG Jogja itu ditetapkan. Jadi, Sultan Keraton Jogja akan jadi Gubernur, dan Paku Alam akan jadi wakilnya. Itu suda lama, dan kalo ga salah suda ditetapkan dari awal kemerdekaan Indonesia. Kalo ga salah lo...
Terus, beberapa minggu yang lalu, ada gempar tentang RUU Keistimewaan Jogja. Nah di dalamnya muncul perdebatan mengenai statemen yang mengusulkan sebaiknya G & WG Jogja itu diisi melalui pemilihan langsung oleh warga Jogja. Sehingga proses demokrasi bisa dinikmati oleh semua daerah di Jogja. Begitu katanya. Katanya lho...
Nah, singkat cerita, warga Jogja yang memang setia membela Keraton Jogja dari jaman leluhurnya pun mendadak heboh. Ditambah heboh lagi setelah Presiden SBY memberikan pidato yang mungkin terdengar ambigu bagi para warga Jogja dan tentu para lawan politiknya. Sontak, semua media bak dikomando oleh entah siapa heboh...
SBY ngomong gini...
SBY ngomong gini...
SBY ngomong gini...
Wah heboh banget. Ga jelas kenapa bisa begitu.
Menurut Ki Uta, meski Jogja itu ada di dalam wilayah kekuasaan RI, tapi RI tidak bisa bertindak seenaknya berkaitan dengan sistem pemerintahan Jogja. Maafnya ngomong, ini adalah negeri kecil yang usianya sudah jauh lebih sepuh ketimbang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mesti ada langkah terpadu guna menyelesaikan perdebatan semacam ini.
Ada apa toh?
Loh itu kan di atas uda dikasi tau ada ribut-ribut tentang gimana caranya mengisi kursi Gubernur Jogja dan wakilnya. Selama ini kan, berdasarkan aturan keistimewaan Jogja yang sudah ada sejak lama, G&WG Jogja itu ditetapkan. Jadi, Sultan Keraton Jogja akan jadi Gubernur, dan Paku Alam akan jadi wakilnya. Itu suda lama, dan kalo ga salah suda ditetapkan dari awal kemerdekaan Indonesia. Kalo ga salah lo...
Terus, beberapa minggu yang lalu, ada gempar tentang RUU Keistimewaan Jogja. Nah di dalamnya muncul perdebatan mengenai statemen yang mengusulkan sebaiknya G & WG Jogja itu diisi melalui pemilihan langsung oleh warga Jogja. Sehingga proses demokrasi bisa dinikmati oleh semua daerah di Jogja. Begitu katanya. Katanya lho...
Nah, singkat cerita, warga Jogja yang memang setia membela Keraton Jogja dari jaman leluhurnya pun mendadak heboh. Ditambah heboh lagi setelah Presiden SBY memberikan pidato yang mungkin terdengar ambigu bagi para warga Jogja dan tentu para lawan politiknya. Sontak, semua media bak dikomando oleh entah siapa heboh...
SBY ngomong gini...
SBY ngomong gini...
SBY ngomong gini...
Wah heboh banget. Ga jelas kenapa bisa begitu.
Menurut Ki Uta, meski Jogja itu ada di dalam wilayah kekuasaan RI, tapi RI tidak bisa bertindak seenaknya berkaitan dengan sistem pemerintahan Jogja. Maafnya ngomong, ini adalah negeri kecil yang usianya sudah jauh lebih sepuh ketimbang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mesti ada langkah terpadu guna menyelesaikan perdebatan semacam ini.
- Apa sih arti Republik dan Demokrasi? Jika Republik diartikan sebagai kembali ke rakyat, sama halnya dengan demokrasi, maka sudah semestinya, semua keputusan itu berpulang ke rakyat Jogja. Jikalau DPR yang banyak anggotanya idio* itu yang menentukan, wah bisa kacau..
- Stop memanas-manasi publik hei media. Meskipun berita yang kontroversif itu bisa menaikkan rating kalian, tapi bukan berarti masalah sensitif seperti ini adalah tempat kalian untuk mengomentari, terutama TvOne, ngapa ga kalian beritain tuh Lumpur Lapindo!!!! ato kasus Pajak Gayus!!!
- Rakyat Jogja ni lagi pada menderita soal yang namanya MERAPI, apa ya ga bisa ditunda untuk sebentar pembicaraan kalian tu ya DPR? Punya hati ga si? Uda jalan2 ke luar negeri waktu kita kena bencana, sekarang bencana belum selesai uda direcokin soal gubernur.. Urusin tuh berapa puluh RUU yang gagal kalian bahas, ato urusin tuh Pramuka ala Afrika Selatan...
0 tanggapan:
Post a Comment