the roots of education are bitter, but the fruit is sweet ~aristotle~

Wednesday, December 15, 2010

Mahasiswa Seperti Saya

Dah dari sejak jaman purbakala, peran mahasiswa dalam perjalanannegeri ini terus aje dipersoalkan. Kalo temen2 pernah baca sejarah pasti kentel sama yang namanya Soekarno, Soe Hok Gie, atau Akbar Tandjung. Beberapa mahasiswa yang kini sudah jadi tokoh yang dikenal seantero Indonesia.

Peran mahasiswa sebenarnya bagi saya adalah ambiguitas. Ini muncul terkait dengan masa ospek yang saya jalani selama 4 hari di fakultas saya. Beberapa mahasiswa tampaknya muncul dengan semangat nasionalisme yang tinggi. Dengan ilmu politik, atau jenis ilmu kanuragan lainnya, inilah, itulah untuk negara.

Saya tak memprotes rasa nasionalisme mereka. Saya juga tak memprotes mereka yang mencerca mereka yang tak ikut dan aktif di organisasi. Mereka lebih paham etika, menurut saya. Meski memang mesti diakui banyak diantara pernyataan mereka yang menyinggung perasaan saya.

Ambiguitas peran mahasiswa menurut saya itu begini.

Mahasiswa sekarang bukanlah mahasiswa yang ada pada jamannya Soeharto atau G30S sekalipun. Ini adalah jaman modern dimana semua harus tau peranan dalam masyarakat. (ini pendapat pribadi saya, monggo dibantah). Saya sangat kesal ketika melihat mahasiswa di tv berkoar-koar, inilah itulah inilah itulah. Pembicaraan mereka tampak memiliki alasan. Tapi bagi saya justru peranan mahasiswa seperti itulah yang merusak pandangan negara lain terhadap negeri kita.

Teorinya, investor akan datang dan melirik negara yang sikonnya kondusif. Sekarang bayangkan saja kalo negara kita ini tiap hari ada demo, turunkan inilah, turunkan itulah, protes inilah, protes itulah. Saya paham itu demokrasi, tapi bukannya selalu ada jalan yang lebih baik dari turun ke jalan?
Buat macet jalan, nambah kos yang keluar untuk mobil yang pake BBM bersubsidi.

Saya pikir banyak diantara kita yang sudah teracuni dengan ide idealisme, nasionalisme yang terlalu fanatik, dan rasa pengabdian yang overeacted.

Selalu ada jalan yang lebih baik ketimbang berkoar-koar di jalan.

Mahasiswa seperti saya, punya cara pandang yang berbeda dengan kebanyakan umat.

2 tanggapan:

Anonymous said...

memang semua kalangan menilai demikian, sama seperti statemen anda...

JASMERA (jangan sekali2 melupakan sejarah), soekarno pernah berkata demikian... jadikan ini pertimbangan.

Berikan saya sepuluh pemuda, maka saya akan dapat menggoyahkan dunia. apa sih yang melatarbelakangi soekaron berkata demikian? pasti ada suatu potensi pemuda Indonesia, yg saat ini terletak pada kedudukan tertinggi instansi pendidikan, Mahasiswa.

pertimbangan lain, kalangan mahasiswa tidak hanya aktivis tapi ada apati dan akadesmis. silahkan pilih jalur mana anda akan bernaung. tapi yang jelas pola perjuangan itu yang di usung.

mungkin saja, dari cerita anda diatas, d awal ospek situasinya demikian. dimungkinkan panitia ingin membentuk paradigma anda yg demikian, anda harus pikirkan itu.. dan idelisme yg anda katakan tidak lah seruapa seperti yg anda utarakan. dengan statemen di akhir tulisan itu, saya pun bisa menangkap idealisme anda. anda pun punya idealisme. mari tunjukkan....

Muhamad Hasan Putra said...

Dan sayangnya para panitia ospek itu gagal membangun pikiran kenasionalismean yang seperti itu kepada saya.

Tempo edisi minggu lalu mengangkat ribuan akademisi yang sukses di luar negeri. Di luar negeri. Dan puluhan ribu akademisi lain turun ke jalan setiap harinya.

Ribuan paten mereka temukan. Jutaan rupiah masuk ke kantung dan dompet mereka.

Ribuan botol air mineral berserakan memenuhi hasrat membasahi kerongkongan mereka yang berkoar-koar di jalan setiap harinya.

Mereka tak salah. Saya tak menyalahkan mereka. Hak asasi manusia untuk berpendapat.

Tapi lihat apa yang mereka hasilkan?

Seberapa besar kemajuan negeri kita dengan adanya demonstrasi?

Paham saya, lebih baik bayar pajak ketimbang mereka yang turun ke jalan.
Sumbangsih untuk negara lebih jelas manfaatnya.

Meski akhirnya Gayus pergi ke Macau.

The Author

My photo
God gives you two ears so we can listen not only from one side. There are many perspective, point of view, and argument that can give you insights! Perhaps! Happy reading!

Archive

Muhamad Hasan Putra

Perumahan 1. Pt. GPM
Block F. 040
Bandar Mataram, Lampung Tengah
Lampung
34169

muhamad.hasan.putra@gmail.com

FB : Muhamad Hasan Putra

Twitter : @putrahasan