the roots of education are bitter, but the fruit is sweet ~aristotle~

Saturday, March 5, 2011

Dinner for Schmucks

Semalam, seorang teman memprotes isi blog saya. Pemahaman saya, dia mau bilang kalau blog saya terlalu ekspresif. Terlalu penuh dengan perasaan. Terlalu penuh dengan curhatan. Terlalu penuh dengan hal-hal yang sebaiknya tidak diumbar ke orang-orang.

Ya, mungkin dia benar. Mungkin. Tapi menurut saya tidak begitu. Blog ini bagi saya bukan sekedar sebuah website yang anda tulisi untuk kepentingan anda pribadi. Menurut saya, blog ini sudah hampir jadi teman terbaik saya. Dalam blog semua orang bisa meenuliskan semuaaa uneg-uneg dalam hatinya. Buat apa? Ya buat hati mereka tenang. Hal ini secara psikologis justru lebih baik, ketimbang orang-orang yang memilih untuk memendam perasaannya. Yah mungkin teman saya itu tidak tahu. Atau dia punya cara lain yang menurutnya lebih baik...

Balik ke judul. Dinner for Schmucks.



Ini judul film yang saya tonton terakhir. Bercerita tentang seorang eksekutif muda yang ingin naik pangkat agar bisa melamar pasangannya. Seperti pekerja biasa, untuk bisa menempati sebuah jabatan kosong yang ditinggal orang sebelumnya, eksekutif muda ini berusaha memukau bosnya. Dalam sebuah rapat bisnis bersama bosnya, Dia berusaha memukau bosnya dengan membawa sebuah mortir yang sudah tak aktif lagi.

Awalnya dia dicemooh, buat apa sebuah perusahaan pendanaan memproduksi lampu mortir?. Tapi ketika dia menjelaskan bahwa lampu tersebut digunakannya untuk menarik perhatian biliuner Rusia, barulah mereka tercengang. Usut kata, bosnya tertarik dan hendak mempromosikannya, dengan syarat dia ikut ke sebuah acara makan malam unik ala top manajer perusahaannya.

Acara itu unik karena mereka diharuskan mengajak seorang teman yang unik, punya kemampuan khusus dan bisa menghibur. Kasarnya, mengundang orang-orang aneh untuk ditertawakan. 

Dalam sebuah perjalanan berangkat ke kantornya, pemuda itu tanpa sengaja menabrak seseorang di jalan. Orang yang ditabraknya ternyata seorang seniman, namun dengan sedikit keterlalu-jeniusan pada otaknya. Mereka berkenalan dan dari situ masalah mulai bermunculan. Dari stalker yang tiba-tiba datang dan menghancurkan apartemen pemuda tersebut, hingga kacaunya hubungannya dengan sang pacar.

Keren deh pokoknya.

*tulisan ga bermutu. masih memikirkan 2 paragraf pertama.

0 tanggapan:

The Author

My photo
God gives you two ears so we can listen not only from one side. There are many perspective, point of view, and argument that can give you insights! Perhaps! Happy reading!

Archive

Muhamad Hasan Putra

Perumahan 1. Pt. GPM
Block F. 040
Bandar Mataram, Lampung Tengah
Lampung
34169

muhamad.hasan.putra@gmail.com

FB : Muhamad Hasan Putra

Twitter : @putrahasan